Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta
Sayang......Gema suara burung pagi ini tidak lagi indah,gema kini tadak lagi merdu yang aku dengar seakan akan bukanlah burung burung yang senantiasa menggema,melainkan adalah suara kecil yang penuh luka seketika terbangun dari mimpi malamnya.Sayang....Bunga bunga kini kulihat tak lagi sejuk di tangkainya,bahkan yang aku lihat adalah guguran guguran yang berserakan bak musim perang pada batu batu cadas yang tajam.Sayang....Menatari kini redup,sianranya tak lagi terang,warnanya tak lagi terang,sepertinya awan kini membungkamnya dengan hitam yang pekat dan mungkin pada setiapa pagi aku lihat,akan slalu bersekehujanan dengan lebat.Sayang.....tahukah engkau di sana mengertikah engkau disana kenapa...ialah karnamu,karna kamu kini jauh dan berlalu dariku.
Sayang......Gema suara burung pagi ini tidak lagi indah,gema kini tadak lagi merdu yang aku dengar seakan akan bukanlah burung burung yang senantiasa menggema,melainkan adalah suara kecil yang penuh luka seketika terbangun dari mimpi malamnya.Sayang....Bunga bunga kini kulihat tak lagi sejuk di tangkainya,bahkan yang aku lihat adalah guguran guguran yang berserakan bak musim perang pada batu batu cadas yang tajam.Sayang....Menatari kini redup,sianranya tak lagi terang,warnanya tak lagi terang,sepertinya awan kini membungkamnya dengan hitam yang pekat dan mungkin pada setiapa pagi aku lihat,akan slalu bersekehujanan dengan lebat.Sayang.....tahukah engkau di sana mengertikah engkau disana kenapa...ialah karnamu,karna kamu kini jauh dan berlalu dariku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar