Minggu, 21 Juni 2015

SETANGKAI BUNGA

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kini setangkai bunga tak lagi merayu mengisikan hati
Bunga yang senantiasa bermekar tanpa bermusim
Kini kering terhempas oleh angin lalu

Ooh malam malam yang dingin...
Bukan kesejukan dengan aroma pagimu yang kini aku teguk
Melainkan tetes bening air mata hujan yang berbasah
Hingga menjadikan kenangan kenangan air yang berlimbah dari langit,
Tanpa pinta tanpa kata dan jua penuh luka.

Oooh angin yang senantiasa berbisik...
Engkau bukan lagi sejuk membawa rasa
Melainkan engkau datang dengan segumpal cela
Mewarnakan langit dengan pekatnya 
Hingga menjadikan mata biruku menjadi gelap.

Oooh mengapa jiwa ini tersentuh rindu lalumu
Jika memang kerinduan itu menjadikan tetes bening air mata pilu
Penuh desah,penuh resah yang memikul pekat dalam jiwa.

Tidak ada komentar: