Senin, 22 Juni 2015

Jika

Jika engkau tercipta bukan untukku
Biarlah cinta ini akan aku miliki untumu
Karena cinta ialah gerimis pagi pada daun yang biru
Menjadikan bunga aroma desah kasihku.

Jika engkau tercipta bukan untuk merinduiku
Biarlah akan aku simpan kerinduan ini untukmu
Karena kerinduan ini ilah bunga pagi 
Yang senantiasa menyapa bayang bekas kasihmu.

Jika engkau tercipta hanya pelepas laraku
Biarlah lara ini akan aku balut bersama kenyataanmu
Untukku mampu berjalan tanpa harus bersamamu

Dan jika suatu hari engkau terpanggil untuk hidupku
Akan aku buka semua kenyataan hatiku
Ialah cintaku hanya teruntuk dirimu.

Ukiran mlm


Engkau ukir malam dengan tinta senyummu yang mengapas
Engkau ulas malam dengan cahaya setiamu menggantikan bulan
Hingga terangkan cahaya kasih penuh harapan
Lalu engkau masukan bunga bunga itu pada kedua bibirmu
Hingga menampakkan pagi cerah tanpa resah
Sungguh senyum bahagiaku melirik foto indah mu yang menggantikan warna pagi yang bisu
Anuggrahmu selipan indahnya alam bermakna yang tercipta dari sang kuasa
Sejuta ceriyahmu bersama pagi selalu untuk kulihat tiada berwaktu

Desahku


Ya allah...
Dalam kosongnya hatiku
Aku bermunajat kepadamu
Tentang buih pintasan yang berwaktu
Tentang sepaan rasa yang hinga pada ciptaanmu.

Ya allah....
Bingar bahagiaku kini kering terhempas awan kelabu
Yang ada ialah kepanasan hisup tentang sebatang cinta
Yang hanya menyisakan luka padaku

Ya allah.....
Tuntunlah hambamu ini di jalan sejakmu yang biru
Penuh keharusan hingga terang dalam waktuku
Penuh kepastian hingga aku ada di antara kekasihmu

Ya allah....
Hapuslah derai derai cinta yang mengikisku
Dan jua kepastian rindu yang mengusung hatiku
Karna kini aku tahu apa yang ada di hatinya
Ialah bukanlah aku yang dirindu 
Melainkan orang lain yang menyiksa batinku.

Aku yang mencintaimu


Maafkan aku yang mencintaimu tiada berwaktu
Dan maafkan aku yang senantiasa merinduimu tiada berbehulu
Tetapi itulah rasa yang ada di dalam hatiku
Ialah aku slalu mencintaimu tiada berwaktu.
Maafkanlah atas dasar cinta yang biru
Mungkin semua telah membuang waktu waktumu
Hingga menjadikan deburan ombak tak berwaktu
Lalu membuat jeritan hati nan membisu
Karna aku ialah cinta dan slalu rindu padamu.
Maafkanlah aku yang senantiasa kepakkan sayap asa padamu
Tentang cinta tentang rindu tentang kasih dan jua sayang
Mungkin membuatmu semua terbuang oleh kenyataan mudamu
Hingga engkau sekana ada di palung tangis sendu yang bisu
Tapi aku sangat mencintai dan menyayangimu
Hingga tersita semua waktu waktuku tuk bersamamu.afkan aku yang mencintaimu tiada berwaktu
Dan maafkan aku yang senantiasa merinduimu tiada berbehulu
Tetapi itulah rasa yang ada di dalam hatiku
Ialah aku slalu mencintaimu tiada berwaktu.
Maafkanlah atas dasar cinta yang biru
Mungkin semua telah membuang waktu waktumu
Hingga menjadikan deburan ombak tak berwaktu
Lalu membuat jeritan hati nan membisu
Karna aku ialah cinta dan slalu rindu padamu.
Maafkanlah aku yang senantiasa kepakkan sayap asa padamu
Tentang cinta tentang rindu tentang kasih dan jua sayang
Mungkin membuatmu semua terbuang oleh kenyataan mudamu
Hingga engkau sekana ada di palung tangis sendu yang bisu
Tapi aku sangat mencintai dan menyayangimu
Hingga tersita semua waktu waktuku tuk bersamamu.

Di matamu bukanlah aku

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta
Di matamu....
Bukanlah ukiran waktu yang menyisakan cinta padaku
Melainkan belas kasih dengan rasa sayang. yang menyiksaku
Seketika sekelumit kata engkau torehkan padaku:
Aku yang merasa bukanlah cinta padamu
Melainkan cintaku hanya untuk yang jauh disana.

Di matamu.....
Senantiasa engkau alirkan bening bening air kehangatan pada bumi yang kering
hingga menjadikan berbasah pada bumi jiwaku
Dan lalu menumbuhkan bunga bunga merah berwarna
Tetapi jauh dalam hatimu ialah lukisan cinta bukan untukku
Melainkan untuk yang jauh di derai keesokan waktu.

Di matamu....
Kini baru aku tahu taruhan cinta yang indah
Hingga menjadikan aku lupa akan semuanya
Tetapi di matamu ialah bukanlah lukisanku yang bercinta
Melainkan lukisan baru yang terindah selain dariku.

Sungguh tiada aku kira....
Lukisan cinta di matamu hingga mengukir hatiku bukanlah teruntukku
Melainkan cintamu padaku ialah pelabuhan pekat sesekali berlayar jauh dari dermagaku.

Minggu, 21 Juni 2015

Ukiran Dan Cinta

Dinda sayangku.....
Lama sudah kita mengukir langit biru tanpa ada yang tahu
Dan lama pula kita sudah mendakit langit dengan hati kata membisu
Hingga tak satupun ada kata cengeng yang mengija kita luka
Selain hanya kita berdua yang tahu.
Dinda sayangku....
Hari sepertinya sudah sampai pada ajakan asa cinta
Waktu sudah seakan akan menempatkan kita
Untuk kita berpisah untuk kita merasa
Bahwa di antara kita akan ada keberahiran yang melukai jiwaku.
Dinda sayangku...
Mungkin hati kita seperti arowah gunung berapi
Yang sementara akan melunakkan baranya yang memirah
Dan menguapkan lafa lafa pijar penuh kepedihan dan kepanasan
Hingga akhirnya kita seakan akan ada di ujung kesunyian
Tanpa cinta tanpa kata tanpa dan tanpa harapan yang tertulis di dalam jiwa

DINDAKU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Dinda....
Sudah aku titipkan salam pagi yang meniup bunga untukmu
biar dalam jauhmu slalu teringat akan janji janji kita lalu
Sesaat senja memisahkan kita dulu
Hingga kita ada di ujung petang tiada berwaktu.
Dinda....
Barusa saja aku rengkuhkan kedua tanganku
Yang senantiasa mengula hatim rambutmu
Berdoa akan kebahagiaanmu berdoa akan indah hari harimu
Walau tanpaku walau tanpa harus kita bertemu
Dinda sayangku....
Entahlah,sampai kini masih tak dapat aku lupakan kenangan kenangan kita dulu
Kenangan manjamu yang senantiasa mengukir waktu
Kenangan sapamu ketika torehkan air mata rindu
Sesaat kita bersama dulu sesaat kita mengjar waktu.
Dinda...
Percayalah aku senantiasa ada di palung rindu
Mengukir kisah masa masa indah saat bersamamu
Yang tak dapat aku hilangkan sampai kini berwaktu
Karna aku sangat berharap akan cinta kita dulu.
Dindaku...
Engkau adalah lentera malam yang menjelma bulan ketika petang
Dan engkau pula bunga pagi di setiap hari hariku
Hingga kini engkau adalah semua ulasan hati yang slalu menemani setiap detak detik waktuku
Karna aku slalu ingin bertemu

Bungaku

Wahai bunga yang tak pernah hilang harumnya
Kini aku tersekap oleh duri duri tajammu yang menusuk
Menjadikan luka luka yang menganga pada lentik jiwa tanganku yang senantiasa mengukir indah warnamu.
Hingga kini kutak mampu lagi mengukir nyatamu
Wahai bunga indahku....
Kini engkau tak lagi bermekar di setiap pagi dan malamku
Yang senantiasa hiasi waktu waktuku
Dan kini engkau jauh tercium oleh kenyataan bumi baru
Yang subur dari pada bumi hatiku.
Wahai bungaku...
Peluhku ku biarkan mengalir dengan rasa cinta dan sayang
Menderas menjadikan air hujan sukma
Yang mengalir jua pada pohon dan akarmu.
Bungaku....
Biarpun engkau sisakan bengkak bumi yang tajam disini
Lalu berlubang menjadi sumur di setiap hempasanku
Aku slalu mencintaimu dan doaku semuga engkau bahagia di bumi yang baru.

Getar Getar Rinduku

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Getar getar rindu kini memilah milah di atas langit malam
Menjadikan gerimis hujan berbasah pada celah celah lubang di atas bumi.
Lalu....menyikapi gelap menjadi pekat di setiap mata menatap
Seketika jua cinta yang menderu ombak di pantai sepi tiada terpijak
Ialah deruan sapa air yang menghantam karang dan mengukir batu
Hingga Menjadikan lukisan lukisan manja tentang dirimu,tentang wajahmu dan jua pijakan kakimu yang mengayun.
Oooh cinta dan rindu....
Kini mendesah ruah pada bunga bunga kisah
Yang terhantar oleh sapoi angin yang mengayun lesuh
Pada kenyataan rasa yang tersisa.
Ialah kepadamu di lubuk hatiku.

Kenangan yang tak Pernah Hilang

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Sayang....
Dalam seribu makna yang aku raih saat bersamamu
Dalam seribu harfa sesaat aku duduk bersamamu
Sampai kini tak dapat aku lupakan
Dan kini sepertinya siksaan siksaan batu yang mengukir di hatiku.
Sayang...
Dengarlah jeritan batin dan hati ini
Seketika malam dan sore seketika pagi menjemput mentari
Hati slalu mendesah angin tiada kesampayan
Jiwa slalu resah dengan bayang kenyataan
Kenyataan takut akan jauhmu dariku
Kenyataan taku akan pergimu dari hatiku
Sayang.....
Luluh rasa berpalung rindu yang resah
Kini menjadi hamburan ombak di jiwaku
Menyampaikam angin tanpa tertiup
Memaknakan aksara tanpa di rasa
Hingga menjadikan aku di derai pilu
Sayang.....
Di setiap kenyataan pagiku yang mengukir emas di atas langit biru
Hingga sangkakala malaikat menjemput jiwa
Sepertinya bayang wajahmu mengukir jelas dengan cintaku
Karna sampai kini ukiran wajah senyummu masih saja manja di pelupuk mata hatuku
Ketika malam,engkau hadir dengan senyum pasti
Ketika pagi engkau menjelma merpati suci.
Sayang.....
Ini bukanlah rayuan mesra yang aku katakan padamu
Tapi inilah kenyataan hidup tanpamu
Tanpa bersamamu tanpa ada kata katamu
Bahkan dalam bisuku engkaulah yang slalu terucap tiada berwaktu.
Sayang....
Hari kini bertambah waktu,bulan kini hampir menjamah seribu
Namun engkau sampai kini slalu hadir tiada berwaktu
Bahkan di setiap waktu waktuku yang tiada tersapa olehmu
Ialah jeritan batin dan tangis bisuku.
Sayang......
Hadirlah walau hanya sebait sapa dan sebait kata
Karna aku sangat berharap dan merinduimu
Bahkan di setiap waktu waktuku ialah kamu dan kamu.
Hingga tiada terasa deras air mata kasta menetes jiwa hampaku.
Sayang....
Mungkin seribu maaf tiada dapat membalut dosaku padamu
Atau seribu kata kasta tiada dapat mengubati salah lupaku padamu
Tapi percayalah sayang,jiwa dan setiaku ialah slalu kepadamu
Karna engkau tiada dapat terbandingkan oleh waktu senja yang membias indah di langit yang biruku

Perjalan Waktu Dan Cinta

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Sayang....kenapa begitu pahit derita ini,cinta ini dan kasih yang mengurai rasa peluh di hati ini.
Engkau yang aku cinta dan engkau yang aku sayang.sepertinya tiada dapat aku lupakan,urayai manjamu yang mengalir deras seketika ada dalam dekap nyataku,kini tak dapat aku lupakan dan kini senantiasa mengurek ngorek waktu hingga mengalirkan deras air mata rindu.
Sayang....
Kini aku seperti ada di padang tandus tanpamu,tanpa kata katamu dan tanpa desahmu
Dan kini hanyalah bayang bayang waktu yang mengalir deras pada kenyataan pilu untuk menyapamu.
Sayang...
Tanpamu kini hati dan jiwa ini seperti lamunan senja yang akan menenggelamkan kenyataan hidup dan perjalananku akan dirimu.
Sayang....
Sungguh aku tidak sanggup dengan semua derita ini,derita yang berkepanjangan tiada bermusim,derita yang membalut luka,ketika samar bayangmu tersenyum di ketup mataku.
Sayang...
Ingin sekali aku menjerit namun pada siapa harus aku dengarkan
Sedangkan engkau sepertinya tiada menahu dengan jeritan ini.
Ingin sekali aku menangis dalam pelukanmu
Halnya sesaat engkau memanjakan aku dengan waktu
Namun kini engkau sepertinya tiadak lagi mengerti tentang tangisan ini.
Sayang.....
Pada siapa lagi aku harus mengadu dan pada siapa lagi aku harus bertanya
Sedangkan kenyataan hidup yang memekarkan bunga cinta
Kini sepertinya engkau tak lagi meraja
Bahkan kini engkau tiada lagi menghapus kerinduan dan cintaku padamu.
Sayang....
Dengarlah derita dan jeritan ini
Aku sungguh berharap dan harapan cintamu kembali seperti dulu lagi

Air Matamu

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Ada kalanya cinta meneteskan deras air mata
Dan ada pula air mata memaknakan setia
Tapi hati bertanya tanya pada jiwa setia
Adakah air mata itu kan menjadi tinta 
Yang tertulis atas nama setia cinta untukku
Atau hanya linangan air mata durga
Yang hanya berbasah untuk penghibur hati yang luka.

Selimut Senja Surabaya

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Selimut senja surabaya takkan ku lupa
Sesaat senyum kuraih mesra di bibir rasa
Saat sapa merangkai kata penuh makna
Sepertinya cinta tiada kan berahir luka

Malam meraih makna cinta berdua
Pagi terbangkan sapa penuh mesra
Hingga sorepun bersejak cerita jiwa.
Tapi kenapa pada akhir cerita ada goresan luka lara
Yang terhitung denyut memaknai kata
Hingga menjadikan bungkaman kata seribu aksara
Kenapa semua ini harus ada jika terluka
Kenapa harus berjumpa jika untuk mengorek luka jiwa
Yang akhirnya dendamkan rasa

Kereta Pagi

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Dengan kereta pagi....
Detak yang menghitung diri
Ku duduk seorang diri tanpa teman hampa di hati

Terhitung sejak jejak jejak langkah
Yang mengulas rasa jiwa,aku pasrah 
Mungkin inilah sisa sisa cinta yang melamar resah
Pada pupusan pupusan pagi yang ber sejak.

Dalam kereta...
Aku bertanya tanya pada sejak daun daun yang hijau
Akan indah senyum pagi buta setia
Akan indah senyum bunga yang menyapa
Tentang dia tentang rasa tentang cinta
Adakah dia setia seperti kembali muda.

Cinta Yang Ku Cinta

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Wahai cinta yang ku cinta
Engkau adalah nafas dalam setiap desahku memilu
Dan engkau adalah detak sadar di setiap perjalanan waktu
Yang menjadikan aku semangat menjalani waktu deru.
Wahai cinta yang aku cinta
Engkau adalah selimut di setiap getar jiwaku kaku
Dan engkau pula adalah binar cahaya terang di setiap gelapnya malam gelap membatu di jiwaku.
Wahai cinta yang ku cinta
Engkau jalan di setiap jejak langkahku yang kaku
Engkau adalah pintasan di setiap waktu waktuku
Untuk satu tujuan untuk satu impian
Sesaat aku ada dalam kesendirian malam.
Wahai cinta yang ku cinta
Engkau adalah cinta yang berbinar di setiap mata gelapku
Menjadikan aku derai cahaya jiwa yang mencinta.

Pagi yang indah

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Pagi berselimut....
Engkau seperti mentari yang senantiasa bersinar indah
Di kala pagi menempuh perjalanan siang
Namun Kini engkau lari dengan segumpal cahayanya tertutup awan.
Pagi berselimut....
Terangmu tak aku lihat lagi sepeti lalu.
Dan sapaanmu kini ialah angin yang mematahkan ranting
Hingga gugurkan daun daun yang hijau pada bumi gersang.
Pagi berselimut.....
Rona bibir indahmu yang senantiasa memirah
Sepertinya kini tak terangkai lagi
Menjadikan hampa dalam kesunyian
Menjadikan getar dalam kenyataan
Lalu membuatku lemas tiada berdaya.
Pagi berselimut....
Sedikitpun tak ku temukan lagi jejak jejak langkahmu dulu
Yang senantiasa menjadikan tanda dalam hidupku
Untuk perjalan cinta yang membiru
Pagi berselimut....
Engkau hilang di telan geramnya nafsu yang membisu.

Pekat

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cintaat

Gugusan bintang kini tiada bersinar lagi di langit
Dan gerimis malampun mulai jua menghitung diri pada bumi hingga berbasah
Beserta desiran angin malam yang bercerita dingin
Tentang sebuah hati dan cinta yang terbeku di pinggir laut.
Kini bintang tiada terlihat jelas dengan warnanya
Seakan akan dia menutup diri dengan waktunya
Waktu yang memakan luka lunta
Dan waktu yang mencatat luka cinta
Pada sang bulan yang lama tiada menerang
Pada bulan yang sudah lama ia menghilang.
Kini....
Bintangpun tertegun seakan jatuh dari busaran langit menimpa bumi
Dan kini jua,gemintangpun menatap kekosongan malam dengan mata binarnya yang sangat hampa
Hingga menjadikan malam gelap gulita.

Jika

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Jika di sore hari ini senja akan muram,biarlah saja
Mungkin sebentar lagi akan temurun ujan yang lebat
Dan jika senja di sore hari ini berkobar
Akan aku tatap dengan satu mata sebagai mata bintang yang tersenyum
Karna aku sangat berharap keindahan di sore hari ini.

Jika di sore hari ini...
Matahari akan bersimpuh dengan riangnya
akan aku nikmati dengan anginnya
Dan jika mata hari di sore hari ini
Tenggelam dengan pelariannya di atas langit berkabut
Biarlah...mungkin gerimis langit akan membasahi bumi dengan dinginya.

Mawar Berduri

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Tak ku kira...
Mawarmu berduri duri nan tajam
Menusuk pada jari jari nan memegang
Hingga deraskan getah darah yang memirah.

Tak kukira...
Bunga Mawarmu yang memirah
Kini menguning dan kering di atas tangkainya
Dan sementara di sisisnya,bungapun jatuh terhampas angin lalu.

Tak kukira....
Bungamu bermusim musim waktu
Terkadang kekeringnya menyapa jiwaku
Menjadikan aku tangis desah sembilu.

Engkau yang slalu ada

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kasih.....
Dengan apa lagi aku dapat melupakan dirimu
Sedangkan seribu carapun tak dapat aku lupakan wajahmu
Dalam pejamku
Engkau hadir menghias bagai ukiran batu berwarna biru
Dalam sepipku engkau hadir menhias sunyiku.
Hingga lamunankupun dekapkan jiwa ragamu seakan nyata.

Kasih....
Di setiap malam di setiap waktu
Dan di setiap ujung mataku menumbak tajam
Engkau hadirkan berkas sinar terang dengan bayang
Engkau datang bagai bidadari terbang
Lalu engkau panggil mengajakku terbang keangkasa biru.
Kasih....
Dalam damar kesunyian engkau terang di mataku
Dalam pekat gulita matakupun menatap
engkau seruni hati bermutiara canta
Yang mengalun lembut menyapa sukma
Hingga mimpipun seakan akan nyata.
Kasih....
Duah aku lakukan semua ini demi jejakmu
Demi pintamu kepada tuk melupakan dirimu
Namun aku tak mampu dengan semua waktu
Waktu yang begilir mesra teriring detik
Hingga dalam sadarku ialah tangis air tak berhulu.
Kasih....
Sadarku takkan dapat lagi bersamamu
Seperti air memeluk dingin,seperti lembut terpeluk angin.
Hingga ku terkulai lemas tak tiada kata.
Selain tangis desah penuh derita cinta.
Kasih....
Doakanlah aku dalam sadarmu menyapa
Untukku bisa melupakan cinta setia
Untukku mampu meluapkan air mata lupa
Akan dirimu akan bayangmu dan semua kenangan bersamamu.
Kasih....
Kini aku tak mampu dalam derita nyata
Hati yang meluka luka tanpa tanya
Hati yang melunta lunta tanpa sapa.
Sepertinya kini aku terjepit di belantara raga
Akan jiwamu,akan senyummu dan sukmamu
Yang slalu tiada hilang di setiap dekap mataku.

CINTA DAN RINDUKU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kasih....

Bait pertama malamku bertanya pada kerinduan yang tinggi
Yang kini menjelma merpati putih kelangit
Untuk melihatmu yang jauh di seberang sana.
Adakah engkau sepertiku yang menetes embun
Atau deraskan hujan yang jatuh dari matamu
Sepertiku,seperti diriku kepadamu nan jauhmu.


Kasih....
Bait kedua tidurku lamunan senja tiada berwaktu,tak menemukan malam tak menemukan siang 
Bahkan senjamu selalu hadir dalam terang
Hingga matakupun tak dapat aku pejam
Dan pagipun tiada terasa memanggil siang.
Kasih...
Bait ketigaku adalah telaga cinta bermura
Tiada kekeringan dalam nyata cinta
Tiada hempasan berkucur cerita
Karna cinta dan kesetiaan jiwa,ialah kepadamu dan kepadamu slalu setia.
Kasih....
Bait keempatku aku slalu bersamamu
Dalam wujut waktu yang bergilir rindu
Sementara pancuran kasih slalu mengis jiwa
Penuh setia penuh mesra dan jua seribu nokta
Yang tertulis di dalam nyata jiwa
Ialah kepadamu dan untukmu aku slalu setia.

DOAKU SLALU UNTUKMU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kasih....
Mungkin saja engkau mudah melupakan aku dalam detik waktu
Dan mungkin saja engkau melepas diriku dalam jejak berbatu
Tapi aku tidak bisa.....
Karna engkau tiada dapat tergantikan oleh seribu raga
Biarpun itu putri raja dan biarpun itu adalah pesukma setia
Karna keindahan cinta di jiwa setia,ialah kamu dan kamu.

Kasih....
Di setiap baitdan desah kataku yang mencoret dinding fbku
Ialah kamu yang selalu hadir tiada berwaktu
Hingga namamamupun tak sanggup aku tuliskan dengan lentik jemariku
Yang slalu mengotak atik hp kenanganmu
Terlalu indah walau pilu,terlalu sakti walau sangat menyakiti.
Karna engkau tak dapat terganti
Oleh seribu bidadari penabur janji.
Kasih....
Dalam doa aku slalu sebut namamu
Dalam dzikir aku rangkai dirimu
Menjadi kalam kalam indah tiada berwaktu
Dan Hingga meluap di setiap dinding dinding fbku
Menyapa langit,menyapa bumi,hingga berbaca oleh teman sejati.Ialah cinta yang suci.

AKU DAN CINTAKU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kasih.....
Dengan apa lagi aku dapat melupakan dirimu
Sedangkan seribu carapun tak dapat aku lupakan wajahmu
Dalam pejamku
Engkau hadir menghias bagai ukiran batu berwarna biru
Dalam sepipku engkau hadir menhias sunyiku.
Hingga lamunankupun dekapkan jiwa ragamu seakan nyata.

Kasih....
Di setiap malam di setiap waktu
Dan di setiap ujung mataku menumbak tajam
Engkau hadirkan berkas sinar terang dengan bayang
Engkau datang bagai bidadari terbang
Lalu engkau panggil mengajakku terbang keangkasa biru.

Kasih....
Dalam damar kesunyian engkau terang di mataku
Dalam pekat gulita matakupun menatap
engkau seruni hati bermutiara canta
Yang mengalun lembut menyapa sukma
Hingga mimpipun seakan akan nyata.

Kasih....
Duah aku lakukan semua ini demi jejakmu
Demi pintamu kepada tuk melupakan dirimu
Namun aku tak mampu dengan semua waktu
Waktu yang begilir mesra teriring detik
Hingga dalam sadarku ialah tangis air tak berhulu.

Kasih....
Sadarku takkan dapat lagi bersamamu
Seperti air memeluk dingin,seperti lembut terpeluk angin.
Hingga ku terkulai lemas tak tiada kata.
Selain tangis desah penuh derita cinta.

Kasih....
Doakanlah aku dalam sadarmu menyapa
Untukku bisa melupakan cinta setia
Untukku mampu meluapkan air mata lupa
Akan dirimu akan bayangmu dan semua kenangan bersamamu.

Kasih....
Kini aku tak mampu dalam derita nyata
Hati yang meluka luka tanpa tanya
Hati yang melunta lunta tanpa sapa.
Sepertinya kini aku terjepit di belantara raga
Akan jiwamu,akan senyummu dan sukmamu
Yang slalu tiada hilang di setiap dekap mataku.

DERITA CINTA

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kasih......
Betapa berat beban derita ini dan betapa berat langkah ayunan kakiku
Semenjak mendaki bukit cinta nan biru pada hatimu.
aku yang mencintaimu kini seperti asap mengepul terhembus angin sembilu
Hingga menjadikan pekatnya derita yang di atas awan
Lalu meniteskan deras air mata rasa
Penuh pilu,penuh luka,dan penuh derita.

Kasih....
Waktu berwaktu tak henti hentinya aku sebut namamu
Dan Tak henti hentinya aku zikirkan dirimu
Malam,pagi,siang hingga sore menjemput malam kembali
Engkau tak pernah aku tinggalkan
Engkau tak pernah aku lupakan
Biarpun berat beban pundak yang memasang.
Karna aku sangat mencintai dan menyayangimu.
Kasih....
Dengarlah walau tak pernah engkau baca jeritan hati ini.
Kini tangisku mencoret malam dengan air mata cinta
Dan di setiap tetesan itu yang jatuh pada batu hitam
Adalah mutiara cinta dan kasih sayang kepadamu.
Dan di antara tetesan itu pula yang jatuh
Banyak bening kerinduan yang membiru untukmu
Beserta kasih sayang yang dalam
Sedalam laut hindia tanpa engkau jejak.
Kasih.....
Dengarlah kisah malamku tanpa engkau disini
Setiap desahku berhambur angin mematahkan sunyi
Menjadikan patahnya sayap tanpa kembali
Dan Tangisanku adalah srigala lapar tanpa mangsa
Hingga tangisanku meluapkan pekak dengan jeritan hatiku.

KUNANG KUNANG

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta


Jika bintang tak lagi bersinar di langit malam
Untuk menyinari alam yang gelap penuh kehampaan
Dan jika bintang tak lagi memaku di langit
Untuk menemani sang rembulan yang terdiam
Hingga menjadikan gelap penuh kehampaaan.
Izinkanlah aku menjadi kunang kunang yang bersinar
Walau tak seindah gemintang berhias.
Jika engkau menjadi bunga,aku akan bersibah di daunnya

6 JANUARI 96

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

9 januari 1996 berlalu,kenangan itu masih mengisikan waktu waktuku,dalam kata dalam doa dan jua bayang hias wajah senja yang senantiasa mengiringi mata.
Seketika rindu tiada menemukan arah berlabu,seketikan asa tiada menemukan rupa,tangis lepas air mata,jatuh menitik pada jiwa.sesekali cinta,sesekali rindu sesekali kasih yang senantiasa mengukir jiwa.
9 januari 1996....
Cinta berkobar api raksa menabur bunga,menumbuhkan kisah kisah nyata menyatukan alam jiwa,bumi yang berbunga tak dapat aku lupakan dalam nyata.

9 januari 1996 ...
Lintasa kasih begitu indah di persada
Jalanan cinta begitu megah beristana
Menjadikan daun daun rindu yang hijau
Yang tiada dapat terlupakan dalam kenyataan.

9 januari 1996...
Bibir langit membuka ketupannya yang lenah
Bibir langit menyapa cinta yang indah
Menjadikan sepasang merpati di dalamnya
Bagaikan raja ratu di dalam istananya.

Aku yang berada di 9 januari 1996 tiada berlalu.

BIDADARI HATI

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Wahai bidadari malamku....
Dengarlah jeritan hati yang selalu memanggil namamu
Yang slalu berzikir akan kehadiranmu
Tiada rasa lelah dan pasrah akan dirimu
Karna aku sangat mencintaimu.

Wahai bidadari malamku...
Di setiap hempasan waktuku bersejak,aku slalu menyebut namamu
Dan Di setiap bunga yang mengepak daun nan biru,aku tuangkan cintaku
Akan keharuman rinduku dan jua rasa hatiku
Untukmu dan hanya untukmu.
Wahai bidadari malamku....
Dalam gumam berwaktu yang resah
Dan jua dalam kalam hatiku yang berdoa
Aku slalu berumah kasih dalam hatiku
Bersama bayangmu bersama wajahmu
Untuk hilangkan rasa rinduku padamu.
Namun itu semua hanya tetes air pada batu
Sementara engkau hadir tak berwaktu.