Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta\
Di setiap tutur pagiku aku tak mampu menyebut namamu
Aku tak sanggup merangkai aksaramu
Karena engkau yang slalu aku harap dan yang aku rindu
Hingga membuatku jatuh pada hamparan bumi dari langit yang biru.
Aku tak sanggup merangkai aksaramu
Karena engkau yang slalu aku harap dan yang aku rindu
Hingga membuatku jatuh pada hamparan bumi dari langit yang biru.
Biarlah aku lihat dan aku pandang saja lekuk langit di atas selaksa sana
Mungkin itu sudah cukup sebagai pengabdian cinta tiada berbatas akan dirimu
Bahwa aku slalu mencintai dan menyayangimu slalu
Engkau yang tak bisa aku rankai serta yang tak mampu aku tulis
Terlalu indah sekali dalam hati biruku atas dirimu
Karna engkau adalah pelita cinta yang bersinar ketika gelap memikul petang,ketika kelabu memikul pekat
Seaat aku dalam lamunan pagi yang tersemai jari mentari hati.
Karena engkaulah yang slalu di hati tiada pernah ku berlari.
Mungkin itu sudah cukup sebagai pengabdian cinta tiada berbatas akan dirimu
Bahwa aku slalu mencintai dan menyayangimu slalu
Engkau yang tak bisa aku rankai serta yang tak mampu aku tulis
Terlalu indah sekali dalam hati biruku atas dirimu
Karna engkau adalah pelita cinta yang bersinar ketika gelap memikul petang,ketika kelabu memikul pekat
Seaat aku dalam lamunan pagi yang tersemai jari mentari hati.
Karena engkaulah yang slalu di hati tiada pernah ku berlari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar