Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta
Pada siapa aku harus meletakkan jiwa ini
Sedangkan malam selalu merengkuhku dengan dingin
Pada siapa aku harus katakan cerita ini
Sedangkan langit slalu memanas dengan mataharinya dan menutup semua buku hariannya
Lelah,pasrah,berhambur debur ombak di pantai hati yang slalu berselubung
Dengan kepahitan rasa
Itulah aku ,dan kini hanyalah deras hujan air mata langit
Yang mampu untuk ku usai.
Tanpamu tanpa dirimu.
Kini tinggalah aku larut dan tenggelam di lautan cinta tiada nyata
Engkau yang begitu mengukir di keheningan malamku
Kini takkan lagi dapat aku lihat ukiran nyata itu
Bahkan kini yang aku lihat hanyalah ukiran malammu
Yang melintas di angkasa langit penuh hitam dan gelap
Hingga aku hanya bisa menatap dengan kebutaan rasa yang memedih.
Kenapa semua ini terjadi pada kenyataan hidup yang ku jalani
Hingga aku harus berdesah resah penuh luka yang menganga
Dan Sesakan akan engkau mencatat kepalsuan cinta yang dulunya indah
Menjadi kepahitan hidup yang aku jalani.
Engkau yang tak dapat aku hilangkan dari ketupan mataku
Kini menjadikan linangan mutiara kasih yang berjatuhan pada bumi yang kering
Dan kini engkau menjadikan sampul sampul kenangan yang memahit dalam setiap perjalananku dan hari hariku.
Haruskah aku berteriak dengan segalanya
Haruskah aku berteriak dengan kenyataanya
Kenyataan yang begitu pahit penuh derita
Di dalam setiap perjalanan waktu dan nokata yang engkau catat di lembaran hatiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar