Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta
Bulan...... di mana engkau bersimpuh manja
Aku mentari bersinar mencarimu rindu yang membiru
Adakah engkau kini hadir dengan desah sapamu$
Karena aku sangat rindu akan wajah ayumu
Aku mentari bersinar mencarimu rindu yang membiru
Adakah engkau kini hadir dengan desah sapamu$
Karena aku sangat rindu akan wajah ayumu
Bulan......setitik bening mutiara rasa kini telah aku angkat
Dari bumi,lalu aku jadikan lekukan lekukan biru di langit
Penuh cinta penuh kasih penuh sayang
Ialah untukmu dan untukmu slalu
Dari bumi,lalu aku jadikan lekukan lekukan biru di langit
Penuh cinta penuh kasih penuh sayang
Ialah untukmu dan untukmu slalu
Bulan.....hadirlah dengan jelmaanmu kini
Karena aku sangat berharap akan desah kata katamu
Yang senantiasa engkau katakan penuh cinta jua
Seketika jauh meluluhkan rasa jiwa
Penuh takut berselubung resah yang senantiasa memeluk raga
Karena aku sangat berharap akan desah kata katamu
Yang senantiasa engkau katakan penuh cinta jua
Seketika jauh meluluhkan rasa jiwa
Penuh takut berselubung resah yang senantiasa memeluk raga
Bulan.....dan kini aku seperti ada di atas ambang ambang
Terbang tiada bersayap mencarimu dengan ke angkuhan.
Terbang tiada bersayap mencarimu dengan ke angkuhan.
Bulan hadirmu ialah penantianku disini
Telah tadi aku tuliskan nama nama di langit yang begitu indah
Lalu aku letakkan di antara daun daun yang hijau di atas ranting
Bersamaan dengan jatuhnya sang embun yang memutih di sana.
Engkau.......
yang tak dapat aku sebut di setiap kata kataku yang bermutiara rasa
Penuh rindu dan kasih sayang penuh cinta dan kasetiaan
Bahkan engkau tiada dapat terhilangkan walau dalam setiap kepekatan.
Pada pagi ....
Senantiasa aku titipkan namamu dalam setiaku
Yang berhembus doa dalam qolbu
Yang senantiasa berdetik lirih penuh kesah dan penuh pasrah
Karna engkaulah sang penguasa jiwa di setiap kehidupan raga.
Aku yang ada....
Terdampar aku di dermaga sepi tanpa suara
Tiada satupun kata kata sapa yang berbicara
Selain hanyalah angin malam berlabuh sutra
Penuh desiran penuh tayupan serta penuh bisikan rasa hampa
Aku yang ada....
Kini hanyalah sendiri tiada menyapa
Sepertinya kematian maut nyata dalam jiwa
Membungkus lesuh dengan seribu raga
Hingga kini yang kurasa hanyalah sepi tanpa kata.
Aku yang ada....
Derita batin berselubung doa penuh setia
Akan segala rasa penuh dosa yang kini menggunung di pesisir jiwa
Penuh harap penuh setia yang terbentang dengan detik doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar