Minggu, 31 Mei 2015

aku slalu untumu

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Ada apakah pagi buta kini
Sepertinya bukan embun yang jatuh dari langit menyirami bunga bunga di taman

Melainkan gerimis pekat berhambur pasrah pada daun yang hijau...
Wahai bidadari nan jauh di sana....
Lihatlah dan dengarlah nyanyian nyanyian burung di setiap ranting
Sepertinya ia berdoa setia akan alam ini
Penuh harap akan keindahan nyata
Penuh harap akan kepastian alam jiwa
Pada dirimu pada kamu dan untukmu.
Wahai bidadari nan jauh di sana....
Cukuplah engkau hempaskan desah pasrahmu
Pada daun daun daun yang kering
Karna di sini sayup sayup angin sejuk
telah aku hantarkan kepadamu dan kepadamu.

Engkau yang hilang

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kini.....
Panas meluka luka menyentuh jiwa
Hempasanya bukan lagi angin sejuk lalu
Melainkan deru ombak menghantam karang
Yang akan mematahkan kehiningan
Penuh tangis penuh hampa penuh derita
Ialah tiada kejiwaaanmu sana
Padaku dan padaku yang slalu merindu

Kini.....
Deru ombak sudah memanggil arusnya yang pesat
Mungkin saja akan melunakkan hempasanya
Padaku pada diriku pada kenyataan hari hariku yang bergemulung rindu.
Kini....
Perasa perasaan yang aku jalani seperti waktu bergulung
Cinta dan harapan serta kasih dan ksetiaan
Sewpertinya Hilang tertutup awan
Awan yang gelap,awan yang pekat awan yang akan meniteskan deras air mata hujan.
Pada diriku pada hari hariku pada setiap waktu waktuku
Ialah sesaat engkau tak lagi menahu tentang isi hatiku.

kelam

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kini....
Sepertinya pelangi senja kini akan murung di langit
Cahayanya tiada akan indah mengamati bumi yang hitam
Dan burung burung akan menukik lelah tiada kesampayan
Menyikapi kenyataan yang pahit penuh luka.

Kini....
Aku lihat dari balik gunung yang tinggi
Gumpalan awa nan hitam mulai mengepal
Sepertinya temurun hujan akan membasahi bumi jiwa
Penuh hampa penuh luka penuh sengsara
Sesekali engkau tiada lagi aku temui di sisni.
Dan Kini.....
Sepertinya duri duri di setiap lembah mulai terpasang
Dan aku lihat sepertinya siap sudah melukai jiwa jiwa
Yang melintas dan berjalan di setapaknya
Dan siap merobek robek hati dengan perihnya.
Sedangkan disini....
Aku berjalan di antaranya yang harus aku jejaki dan aku jalani
Sampai pada ujung jalan setapa berluka.

Suratan takdir

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta


Biarlah mungkin ini adalah suratan takdir yang harus aku jejaki.
Mungkin ini adalah arus yang harus aku jelajahi
Yang tak bisa aku simpangi dalam hari hariku.
Walaupun sakit penuh derita hati
Walaupun pedih penuh kekosongan diri
Aku terima dan mungkin inilah pastinya waktu
Yang mewaktuiku untuk berjalan berpijak akan bersamamu
Relaku aku demi kamu dalam waktu
Doaku slalu menyertaimu.
Aku slalu mencintaimu tanpa terkurung waktu.

Derita Cinta

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Sayang...
Dalam waktuku aku tak mempu melupakanmu
Dalam detikku aku jua tak kuasa memilah dirimu
Bahkan dalam kebencianmupun aku semakin mencintamu

Sayang....
Sudah banyak yang aku lakukan demi derita ini
Supaya aku dapat melupakanmu selamanya
Tapi kenapa...
Semakin aku mencari kesibukan bahkan yang ada semakin menderita
Aku coba untuk mencari suasana indah
Dan aku coba untuk memutar mutar kata
Suapaya aku dapat melupakan derita cinta yang terikat
Tapi kenapa...
Pada kenyataanya aku hanya mampu menangis,mengeluh,bersapa pada malam
Semakin aku ingin menjauh darimu 
Semakin pula besar cinta dan kasih sayaku padamu.
Sayang....
Betapa berat penderitaan ini memelukku
Cinta dan kasih sayang yang berhabur rindu
Kini semakin menggebu gebu di hatiku
Bahkan di setiap malamku dan desah sapaku
Aku hanya mengeluh sepi,menangis,merintih 
Dan bersandar pada kenyataan hati yg meluka.
Sayang.....
Mungkin terlalu dalam setiap kata kataku padamu
Mungkin terlalu bayak kiasan kiasan titikku
Hingga engkau tak mengerti apa arti semua ini
Tapi sayang...
Inilah aku,aku yang tak mampu menahan rasa cinta dan sayang
Menahan rindu dalam kesepian malam
Sesaat engkau ada disini,sesaat engkau slalu disisi
Pastinya aku slalu berharap akan dirimu dalam tempurung waktu.
Sayang dalam hari dan waktuku aku slalu mencintaimu.

Dalam Sepiku

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Sayang....
Kamu mungkin dapat tersenyum dalam jauhku
Tapi apakah kamu mengerti dalam sunyiku
Aku slalu menangis dengan derita ini
Aku hanya bisa mendesah dengan semua ini
Derita ini...
Derita yang takkan mungkin usai sampai akhir hayatku
Derita ini....
Derita yang slalu meluka di jiwaku 
Hingga aku ada dalam peluk bumi nyata.
Ketika mataku terpejam ketika nyawaku melayang.

Sayang.....
Kamu mungkin dapat nyenyak dalam tidurmu
Dengan mimpi mimpi indah bersamanya
Meraba indah berbayang istana
Tapi kini....
Dalam tempurung waktu yang sunyi
Dalam tempurug hari bertemu sepi
Aku hanya bisa berdesah kata penuh harap
Berkata nyata dalam hayal yang gelap
Akan bersamamu dan slalu bersamamu 
Tapi semua itu hayal nyataku yang slalu membalut jiwaku.
Sayang....
Pada siapakah aku bersandar dengan semua ini
Pada siapakah aku harus bersuara tentang diri ini
Sedangkan engkau yang aku harap dalam sandaran waktu
Pada hari hariku pada setiap desahku
Sementara dalam putaran waktu
engkau akan menjadi sandaran haqiqi
Yang pastinya membuat istana indah dalam berhari hari.
Tapi aku disini....
Aku hanyalah mampu menangis dan mengeluh melihat semuanya
Memikul beban yang begitu berat akan senyummu
Seketika engkau ada di jemari suci.
Tanpa aku tanpa bersamaku tanmpa bilas kasih sayang 
Yang senantiasa kita buat dan kita rakit bersama
Oooh sayang....
Mengapa begitu berat beban derita ini
Derita yang begitu angkuh dalam hari hariku
Derita yang sangat memukul pada jalan hidupku.
Sayang....
Kini aku hanya bisa pasrah dan berharap 
Jika suatu saat engkau ada di persandingan yang begitu indah
Tutuplah matamu,karna di saat itu mungkin aku hanya bisa menangis dalam bisu
Karena sampai kini dalam hatiku
Aku slalu mencintaimu dan menyayangimu
Bahkan sampai akhir hayatku.
Doaku semoga engkau berbahagia di sisinya.

Doa Harapan

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Ya robbi...
Hidupkanlah aku jika kini ada dalam kematian hidup
Dan bangunlah aku jika aku dalam tidur sadarku
Luaskanlah fikiranku jika aku ada dalam kesempitan jiwaku
Aku tak tahu aku tak mengerti dan aku bingun dalam sepah waktuku aku harus kemana.

Ya robbi....
Perlihatlah dalam buta mataku sekeping hati yang suci
seindah purnama berseri hingga ku menatap
Dan seindah kilat cahaya biru sehingga aku tak slalu berharap
Akan sinarnya akan indahnya walau hanya sekilas kilat berwarna.
Ya robbi....
jejakkanlah jejakku dalam jejak rosulmu
Dan kuatkanlah sarap jiwaku dalam setiap kalammu
Supaya aku mampu dengan kepahitan hatiku
Yang senantiasa berbahas kelabu.

Kamis, 28 Mei 2015

KERINDUAN

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kerinduan ini telah lama aku peluk bersmamu
engkau yang disana aku yang disini
sepetinya hampa dalam kenyataan cinta
yang sudah terikat lima tahun sebelumnya
Engkau disana pastiku slalu menanti
seperti hari dengan waktu seperti bulan dengan tahun
seperti air dengan ombak atau angin denga asa
ia slalu bertemu ia slalu bersama penuh dzikir dan doa
akanrindunya berupaya cepat dengan kembalinya

Aku disini dzikir qolbipun tak pernah terhenti
mengucap salam dengan lirih pasti
yang aku hembusklan dari dalam hati
tuk menyamai engkau disana yang senantiasa berkata
AKU SLALU MERINDUIMU

LIHATLAH DI LANGIT

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

 
Lihatlah di atas...
Kini langit menderita luas ia menangis ia menjerit dan ia meredup.
Tahukah engkau kenapa.....
Ialah karena hari ini mentari tiada dapat menyinari
Bahkan mentari kini terkurung awan hingga menjadi gelap
Gelap tiada terlihat,gelap penuh hampa
Hampa karena tiada sinaran yang terang melain gelap tertutup awan.
Lihatlah di atas....
Tak satupun burung burung mengepakkan sayapnya
Dan tak satupun kicawan seronjak merah membaca syirnya.
Melainkan gagak hitam yang gerah penuh nafsu yang menguak penuh haus kerakusan.

Lihatlah ke langit...
Ribuan air matanya tak terhitung benih yang membening
Ia jatuh pada batu batu cadas yang berlubang,penuh harap penuh doa untuk melihat mentari pagi seperti semula.
Tiada gelap tiada petang tiada hampa
Melaikan senyum indah di bibir membunga.

Ialah kepadamu dan untukmu
Harapku ialah langit bersinar biru

AKU ENGKAUN YANG MERINDU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta


Kata katamu membangkitkan aroma rindu pada bunga kasih
Di setiap hamparan bumi jiwaku yang basah.
Sepertinya engkau terbalut rindu yang hantarkan rasa pada sebuah hati yang juga merindukan dirimu.
Kini aku hadir,kini aku ada dan kini aku akan bangkitkan gairah gairah cinta yang dulunya berbenih kan menjadi bunga.
Akan dirimu akan hari harimu akan setiap detik dan harapanmu.
Mungkin hari ini kamu tersenyum dan mungkin juga kamu tertawa
Tapi Dengarlah aku yang disini kini aku ada di dalam sangkar rindu yang mengurung langit
Halnya merpati dalam sangkar.
Ingin sekali aku terbang dan mengepakkan kedua sayapku
Namun aku disini dan kedua sayapku,kini patah,patah dan mematahterhembus oleh angin lalu seketika aku terbang ke negaramu,ialah bumi hatimu.

TAK MAMPU AKU SEBUT NAMAMU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta\

Di setiap tutur pagiku aku tak mampu menyebut namamu
Aku tak sanggup merangkai aksaramu
Karena engkau yang slalu aku harap dan yang aku rindu
Hingga membuatku jatuh pada hamparan bumi dari langit yang biru.
Biarlah aku lihat dan aku pandang saja lekuk langit di atas selaksa sana
Mungkin itu sudah cukup sebagai pengabdian cinta tiada berbatas akan dirimu
Bahwa aku slalu mencintai dan menyayangimu slalu

Engkau yang tak bisa aku rankai serta yang tak mampu aku tulis
Terlalu indah sekali dalam hati biruku atas dirimu
Karna engkau adalah pelita cinta yang bersinar ketika gelap memikul petang,ketika kelabu memikul pekat
Seaat aku dalam lamunan pagi yang tersemai jari mentari hati.
Karena engkaulah yang slalu di hati tiada pernah ku berlari.

CUKUP SUDAH TENTANG DIRIMU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta


Cukuplah kabar pagi yang aku dengar dari burung bercicit di atas ranting
tentang kamu tentang cintamu tentang yang aku rindu.
Mungkin inilah sebagian kisahku tuk bersamamu yang belalu
Biar resah mata memandang langit yang sebentar sebentar meniteskan hujan
Dan angin menderu mematahkan kenangan menghapus canda
Menjadikan geramnya pohon tiada berdaun.
Akan aku nikmati disini bersama asa luka yang hambar
Mungkin inilah kisah kisah kebersamaan yang terajut lalu
Yang akan meninggalkan keindahan keindahan pagi kan menjadi sebuah kenangan manis yang menyisakan luka.
Cukup sudah kabar angin yang menderu mematahkan ranting yang hijau
Menjatuhkan dedaunan yang tadinya hijau di atas kerangka kerangka beraka
Hingga menyisakan ranting ranting yang kering tiada bertunas
Mungkin inilah jalan hidupku kan slalu bersamamu
Yang aku harapkan mimpi nyatap menjadi mimpi malam hilang di telan mentari pagi.
Salamu hormat berbudi jiwa padamu dan doaku kan slalu bersamamu

Tatapanmu

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kini jiwaku tersentuh malu pada kerangka langit yang diam
Ia tak henti hentinya memandangku,seakan akan tatapannya membusur tembus pada ulu hatiku.
Matanya yang redup ...sayup melirih hembuskan nestapa jiwa
Sepertinya Menjanjikan kenyataan impian pasti yang bernuasa senja
Ketika sore membuta,ketika malam penuh hampa dan jua ketika pagi bergerimis luka.
Senyumnya...seperti rangkayan kata yang berbait sastra
Mengartikan hidup penuh setia
Menjelankan hidup tiada berduka
untuk menjalah kehidupan seusai tua

Sang Hati

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta\

 
Di batas kesepian....
Sekeping hati kini runtuh terhempas air yang memasang
Dan Kini menjadi butiran butiran tanah berpasir di jalan setapak yang melingkar
Hingga Jeritanya sayat menyayat pada kerangka langit yang gosong
Lalu menjadikan percikan air mata yang lunak tertelan terik mentari panas
Engkau yang aku harap hanyalah mimpi tiada tersadar
Lalu membangunkanku hingga menjadi lamunan hampa.
Di batas kesunyian....
Engkau hadir dengan tarian senja tiada berwaktu
Lilitannya emmas menguning bersimbah mirah penuh cinta
Hingga hadirkan bunga bunga indah pada tangkai saat pagi buta
Aku yang terlelap aku yang sunyi aku yang sepi
tetap menjadi kesunyian yang pasti,tentang ketiadaanmu di sini.

Di setiap pembatas sepi dan sunyi....
Kini rayuan mautmu mencelah langit yang berbiru
Menjadikan titian titian senja yang hitam hingga jatuhkan air sekehujanan
Penuh tangisan penuh penderitaan penuh kesadaran
Sadar akan diriku sadar akan dirimu,engkau yang tak bisa aku sentuh dalam lamaran hatiku.

Tatapanmu

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Kini jiwaku tersentuh malu pada kerangka langit yang diam
Ia tak henti hentinya memandangku,seakan akan tatapannya membusur tembus pada ulu hatiku.
Matanya yang redup ...sayup melirih hembuskan nestapa jiwa
Sepertinya Menjanjikan kenyataan impian pasti yang bernuasa senja
Ketika sore membuta,ketika malam penuh hampa dan jua ketika pagi bergerimis luka.
Senyumnya...seperti rangkayan kata yang berbait sastra
Mengartikan hidup penuh setia
Menjelankan hidup tiada berduka
untuk menjalah kehidupan seusai tua

Minggu, 24 Mei 2015

TANPAMU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Wahai yang terlalep....

Dengarkanlah kisahku disini
Aku yang terdampar oleh gulungan ombak
Kini aku menjerit kini aku menangis kini aku berpasrah
Akan kesendirianku dan kesepianku
Yang senantiasa berharap akan peluang waktumu

Wahai yang terlelap....
Lihatlah syair langit yang mengeluh disini
Kini awan mengental hitam dan sementara gerimis senantiasa berjatuhan
Penuh hampa penuh derita yang berselubung cinta
Ialah kepadamu dan kepadamu yang ku tahu.

Wahai yang terlelap....
Kini langit bukan lagi bermendung
Namun langit kini hitam memekat yang teriring suara petir mengilat
Pada bumi kosong pada pohon rindang
Hingga menjadikan patahnya perdamayan di dalam kesetiaan.
Wahai yang terlelap....
Kini waktuku berkeluh penuh derita
Berkata memaknai jiwa bersastra hantarkan rasa
Ialah kepadamu dan kepadamu yang aku cinta.


CINTAKU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta


Kini......
Doa doaku terjadwal di langit yang biru
Doa akan dirimu doa akan keindahanmu doa akan keselamatamu dan doa setiaku padamu.

Kini....
Selamanya engkau yang tak dapat aku lupakan di setiap waktuku
Di setiap malamku di setiap pagiku
Bahkan di setiap desah angin yang menyepoi rindu
Engkau tak pernah layu dari kehidupan haqiqiku
Biarpun jelah mematang bumi penuh kegersangan di hatimu
Aku tetap setia dan berdoa untukmu slalu

Kini....
Biarpun laut mematahkan sunyi menjadikan deburan ombak yang menhantam
Lalu deraskan arus yang begitu memutar di kedalamanya
Aku slalu tetap berdoa untukmu berharap akan bahagiamu berharap akan keindahanmu
Walau tak harus aku dan kamu ada di titik titik bertemu
Tetapi aku tetap akan setia bersamamu dan menunggumu sampai langit asa berwaktu.

TANGISANKU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta


Tangis pagi....
Kini deraskan bening bening air mata hujan yang berbasah pada bumi hitam
Menjadikan lekukan lekukan berbatu di setiap lubang yang dalam.

Tangis pagi....
Kini menjadikan kehampaan yang begitu rakus dengan pelakukanya
Menjadikan aku penuh hampa menjadikan aku bertabur derita
Ialah tangisku yang tak berwadah pada hati cintamu



                                                                     Tangis pagi.....
Kini sepertinya melukiskan batu batu hitam dengan airnya 
Yang menderas dari langit dan tertampar oleh gempuran ombak yang memasang.
Inilah tangis pagiku tanpamu tanpa desahmu tanpa tanyamu
Tangisku kini tangis derita pekat yang membungkam langit berbiru.


kATA bIJAK

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Sesuatu yang indah belum tentu membuat diri kita bahagiaKarna keindahan tidak selamanya indah di mata kitaTetapi kebahagiaan akan menjadi indah walau tidak harus terindah apalagi lebih indah,selamanya kan menjadi kebahagiaan pada diri kita


Karna manusia bersifat,dari itulah keindahan tidak menjamin diri kita bahagia
Tetap kebahagiaanlah yang akan menjamin diri kita indah.



Dengan adanya masa lalu tumbuhlah kebahagiaan masa baru,walau masa lalu sangat menampakkan suatu kepahitanKarna dengan masa lalu itulah diri kita bisa berjalan dan belajar supaya kita tidak seperti duluMaka bangkitlah masa baru yang berubah dan sangat indah penuh bahagia.Maka dari itulah bersyukurlah dengan masa lalu yang telah menjadi suatu pelajaran dan guru pada masa depan.

PUISI SANDY NISTA

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Bait pertma...

Engkau pandangi aku dengan senyum membunga di bibirmu
Lalu engkau mekarkar warnanya hingga berharuman di setiap jalan setapak yang memisah di depanku
Dan kesejukkanmu beraroma putri ratu yang tak dapat aku lupakan dalam waktu waktuku
Dan kini...
seakan akan Sudah menjadi beni aroma pagi di setiap tidur dan jua pagiku dan juga dari lelapnya malam yang sunyi.
Bayangmu bibirmu seketika bersenyum slalu menghantauiku.
Dan kini.....
hempas bayang kerinduan menusuk jantung di setiap desah sapa angin yang berharap akan bertemu
Ialah di hatiku kepadamu
.

Bait kedua....
Matamu mengukir rasa yang bening.
Lalu menjadikan butiran butiran mutiara yang sangat indah memercik
yang menghiasi di setiap tatapanku

Kini jiwaku seakan melaut luas penuh ombak
Berhambur angin desahkan mimpi 
Berharap akan cinta yang murni dari lubuk hati yang tersuci.

Dan kini.....
Hari hariku mulai mengacak rindu yang membiru
penuh cinta yang nyata mengukir langit dengan seribu rasa desahkan kasih penuh doa.



Bait katiga....
Keti aku terbangun dari nyatanya mimpi
Hadirmu hilang dalam sunyi
Wajhmu yang tadinya mengulas rasa penuh cinta kini hanyalah hempasan desah berembun manja

Dalam jejak langkah ku berteriak namamu,memaksa hati beranjak pergi menjemput bayang nyata yang slalu menghiasi hati
Hingga hadirmu nyata dalam pandangan mataku.
Di sinilah aku bermimpi,disinilah aku bernyanyi dan disini pula menari seketika ku lihat paras cinta sucimu.

Bait ke empat....
Bilas nyatamu mengusap jiwaku yang tandus
Yang tadinya gersang tiada sekehujanan tanahpun tenar penuh kegersangan
Dan kini hadirmu sejuk daun berbiru,menjadikan taman dalam hatiku,hiasi alam tiada meragu.
Kata katamu sayap terbangkan asa,menjadikan jiwa berkata sastra,mendoakan cinta penuh setia,lalu hidupkan aku dengan kata bahagia Seketika tuturmu mutiara jiwa.


Bait ke lima...

Sayup kata katamu mengacak daun di tengah kebun tiada berdaun

Engkau sejukkan dengan aroma pasti pada kekeringan
Hingga indah di setiap terpaan.


Dan kata kata itu sampai kini.bergemilincir bagai embun pagi di atas daun yang hijau

Menjadikan rona pagi yang begitu indah
Lalu mekarkan kuntum kuntum bunga yang kaku di atas tangkainya

Kata katamu angin hembuskan awan hingga berberbiru

Yang tadinya memekat dan menghitam penuh sekehujanan
Dan kini menjadi bening langit bermutiara indah pada nyatanya.

TANYAKU

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta


Pernahkah engkau berfikir ketika kunang kunang memamirkan sinarnya lalu hinggap di atas daun yang hijau
Lalu menjadikan sinar dalam kegelapan yang sangat pekat.....
Ialah karna engkau adalah rmbulan yang bersinar kini berlalu.

pernahkah engkau bertanya pula pada angin kenapa sang embun slalu berturun hujan di setiap pagi buta
Hingga menjadikan bingarnya sang bunga ketika pagi......

Ialah karna kerinduan dan cinta yang kini membatu dijiwa untukmu.
Dengarlah sorakan air yang slalu menderu deru di pantai hingga menjadikan gumpalan ombak ketika desah angin mulai berpasrah 
Ialah aku yang tidak mampu menahan rasa.

Senandung doa malam

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Mungkinkah harapan malam ketika senandunga doa berirama sastra mengukir langit akan terbaca
Sedangkan engkau sendiri membungkam jiwa tiada merasa

Ataukah hayalan senja saja ketika emmas melilit warna di atas langit lalu tertutup awan.
sedangkan harapan selalu mengepak merpati putih tiada henti berkelana

Mungkinkah harus menunggu batu yang terukir indah di pinggir pantai yang sepi
Penuh makna,penuh arti,dan penuh cinta yang abadi
Sedangkan kini airnya pasang surut berjatwal tua

Jika memang demikian yang engkau harap
Biarlah rumput yang hijau kan slalu menemaniku sebagai tanda kecintaanku padamu.

PERTANYAAN HATI

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Mungkinkah harapan malam ketika senandunga doa berirama sastra mengukir langit akan terbaca
Sedangkan engkau sendiri membungkam jiwa tiada merasa

Ataukah hayalan senja saja ketika emmas melilit warna di atas langit lalu tertutup awan.
sedangkan harapan selalu mengepak merpati putih tiada henti berkelana

Mungkinkah harus menunggu batu yang terukir indah di pinggir pantai yang sepi
Penuh makna,penuh arti,dan penuh cinta yang abadi
Sedangkan kini airnya pasang surut berjatwal tua
Jika memang demikian yang engkau harap
Biarlah rumput yang hijau kan slalu menemaniku sebagai tanda kecintaanku padamu.

AKU YANG BERCINTA

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Pada siapa aku harus meletakkan jiwa ini
Sedangkan malam selalu merengkuhku dengan dingin
Pada siapa aku harus katakan cerita ini
Sedangkan langit slalu memanas dengan mataharinya dan menutup semua buku hariannya 
Lelah,pasrah,berhambur debur ombak di pantai hati yang slalu berselubung
Dengan kepahitan rasa
Itulah aku ,dan kini hanyalah deras hujan air mata langit 
Yang mampu untuk ku usai.
Tanpamu tanpa dirimu.

Kini tinggalah aku larut dan tenggelam di lautan cinta tiada nyata
Engkau yang begitu mengukir di keheningan malamku
Kini takkan lagi dapat aku lihat ukiran nyata itu 
Bahkan kini yang aku lihat hanyalah ukiran malammu
Yang melintas di angkasa langit penuh hitam dan gelap
Hingga aku hanya bisa menatap dengan kebutaan rasa yang memedih.
Kenapa semua ini terjadi pada kenyataan hidup yang ku jalani
Hingga aku harus berdesah resah penuh luka yang menganga
Dan Sesakan akan engkau mencatat kepalsuan cinta yang dulunya indah
Menjadi kepahitan hidup yang aku jalani.
Engkau yang tak dapat aku hilangkan dari ketupan mataku
Kini menjadikan linangan mutiara kasih yang berjatuhan pada bumi yang kering
Dan kini engkau menjadikan sampul sampul kenangan yang memahit dalam setiap perjalananku dan hari hariku.
Haruskah aku berteriak dengan segalanya
Haruskah aku berteriak dengan kenyataanya
Kenyataan yang begitu pahit penuh derita
Di dalam setiap perjalanan waktu dan nokata yang engkau catat di lembaran hatiku

Kumpulan Puisi Sandy Nista

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Bulan...... di mana engkau bersimpuh manja
Aku mentari bersinar mencarimu rindu yang membiru
Adakah engkau kini hadir dengan desah sapamu$
Karena aku sangat rindu akan wajah ayumu
Bulan......setitik bening mutiara rasa kini telah aku angkat
Dari bumi,lalu aku jadikan lekukan lekukan biru di langit
Penuh cinta penuh kasih penuh sayang
Ialah untukmu dan untukmu slalu
Bulan.....hadirlah dengan jelmaanmu kini
Karena aku sangat berharap akan desah kata katamu
Yang senantiasa engkau katakan penuh cinta jua
Seketika jauh meluluhkan rasa jiwa
Penuh takut berselubung resah yang senantiasa memeluk raga
Bulan.....dan kini aku seperti ada di atas ambang ambang
Terbang tiada bersayap mencarimu dengan ke angkuhan.
Bulan hadirmu ialah penantianku disini


Telah tadi aku tuliskan nama nama di langit yang begitu indah
Lalu aku letakkan di antara daun daun yang hijau di atas ranting
Bersamaan dengan jatuhnya sang embun yang memutih di sana.
Engkau.......
yang tak dapat aku sebut di setiap kata kataku yang bermutiara rasa
Penuh rindu dan kasih sayang penuh cinta dan kasetiaan
Bahkan engkau tiada dapat terhilangkan walau dalam setiap kepekatan.
Pada pagi ....
Senantiasa aku titipkan namamu dalam setiaku
Yang berhembus doa dalam qolbu
Yang senantiasa berdetik lirih penuh kesah dan penuh pasrah
Karna engkaulah sang penguasa jiwa di setiap kehidupan raga.

Aku yang ada....
Terdampar aku di dermaga sepi tanpa suara
Tiada satupun kata kata sapa yang berbicara
Selain hanyalah angin malam berlabuh sutra
Penuh desiran penuh tayupan serta penuh bisikan rasa hampa
Aku yang ada....
Kini hanyalah sendiri tiada menyapa
Sepertinya kematian maut nyata dalam jiwa
Membungkus lesuh dengan seribu raga
Hingga kini yang kurasa hanyalah sepi tanpa kata.
Aku yang ada....
Derita batin berselubung doa penuh setia
Akan segala rasa penuh dosa yang kini menggunung di pesisir jiwa
Penuh harap penuh setia yang terbentang dengan detik doa.