Di matamau yang basah
Akulah mata air yang slalu menahan anak anak rindu yang bertikai
Sesaat malam mulai melelapkan ribuan mata seusai senja..
Dan seusai waktu yang telah merahimkan jasadnya..
Di bibirmu....
Jera aku meluapkan ribuan tabir yang terus merongrong fatamurgana
Yang tak pernah pamit untuk menguak kebisingan di setiap jalaga surya..
Yang terus mencambuki jiwa jiwa durga...
Semuga hatimu tetap menjadi rumah kepribadian di setiap lelahku
Saat aku merebah dan jua disaat aku mulai melemah..
Seusai tergampar oleh ribuan waktu yang terus menyambar...
Padamu tadah ini tak usai usai dengan dedoa
Berharap senyum di tiap tiap waktuku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar