Kau gubah cinta ini menjadi air mata
Kau sirami rindu rindu ini dengan panasnya waktu..
Dan kau taburi kesetiaan ini dengan bunga bunga kampoja
Laksana pekuburan di tengah ladang sunyi...
Tidakkah engkau ingat selaksa awan yang kau syirat
Pada pupusan pupusan malam tika kau menetekan air mata
Dan saat itu hujan sangat mendera
Serta lautan yang luas berombak
Disaat itu kau katakan ....
Aku kini bagaikan camar tak bersayap dan tak mampu menerbangkan tubuhku tanpamu
Dan saat itu pula kau kupayungi dengan kesetiaan di bawah naungnya cahaya bintang...?
Hingga kau mampu membingarkan senyummu membuang luka....
Sungguh kau pisau dinatara penebang delima yang putih
Setelah kau dapatkan semua mutiara cinta
Yang kuterbitkan dari rasa pilu..
Kau hilang laksana tertelan bumi...
Terimakasih atas segala penderitaan ini
Dan terimakasih atas segala luka ini
Kan aku bawa bersama perihnya sampai di mana altar kehidupan menjemput jiwaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar