Kamis, 14 Juli 2022

kan ku bawa derita ini

Kau gubah cinta ini menjadi air mata
Kau sirami rindu rindu ini dengan panasnya waktu..
Dan kau taburi kesetiaan ini dengan bunga bunga kampoja
Laksana pekuburan di tengah ladang sunyi...

Tidakkah engkau ingat selaksa awan yang kau syirat
Pada pupusan pupusan malam tika kau menetekan air mata 
Dan saat itu hujan sangat mendera
Serta lautan yang luas berombak
Disaat itu kau katakan ....
Aku kini bagaikan camar tak bersayap dan tak mampu menerbangkan tubuhku tanpamu
Dan saat itu pula kau kupayungi dengan kesetiaan di bawah naungnya cahaya bintang...?
Hingga kau mampu membingarkan senyummu membuang luka....

Sungguh kau pisau dinatara penebang delima yang putih
Setelah kau dapatkan semua mutiara cinta
Yang kuterbitkan dari rasa pilu..
Kau hilang laksana tertelan bumi...

Terimakasih atas segala penderitaan ini
Dan terimakasih atas segala luka ini
Kan aku bawa bersama perihnya sampai di mana altar kehidupan menjemput jiwaku

Iros

Senin, 11 Juli 2022

setiaku

Jika engkau izinkan aku menjadi bagian dari langitmu tika angin tak lagi berkabar atau warna indahnya disana kelabu bak berkehujanan

ku kan serupa jingga yang senantiasa menyayangi dan slalu membuatmu tersenyum
Dan takkan ku biarkan deras hujan matamu jatuh hingga mengenang di serambi bibirmu

Kan ku bawa engkau terbang tanpa khayalan dengan sayap sayap putihku
Yang senantiasa ku ayunkan tika kulukis senyummu...

izinkan aku

Teruntuk kamu...
Boleh kan aku syiratkan kata kata hati yang suci ini

Terbesit dari senyummu..
Tanpa katapun kau telah menjatuhkanku sejatuh jatuhnya dengan harapan..
Andai lengan dan tanganmu kau ulurkan pada jagat tuk aku 
kan ku ulurkan jua kedeua tanganku tuk saling cumbui jemari jemari kita...
Namun.......
Itu hanya harapan yang patah meski gejelok jiwaku memadu rasa yang mengubun...
Dan memfonis diri untuk menanam cinta yang suci...
Sepertinya .....
Atau memang harus menunggu telunjuk tuhan sebagai pengiyaan dalam sudi..
Hingga hatimu betul betul sama dengan harapanku yang suci...

pengagum rahasiamu

Aku adalah rahasia sebagai pengagum sejatimu 
Aku adalah warta ketika sang cakra mecolek duniamu
Dan akupun jua adalah panah yang senantiasa membesit
Tika kau tak lagi hadir di setiap kalam kalamku

Taukah engkau kenapa..?
Seutas salam dan senyum yang senantiasa kau syirat pada langit..
Dan tika suaramu mendesau hingga menarikan tiap daun daun....!

Gelappun kan menjadi punama dan sunyipun  kan bercahaya..
hingga bulanpun tak mampu menanarkan bias yang senantiasa menanggalkan waktunya....!

IROS

Ku hapus air matamu

Di matamau yang basah
Akulah mata air yang slalu menahan anak anak rindu yang bertikai
Sesaat malam mulai melelapkan ribuan mata seusai senja..
Dan seusai waktu yang telah merahimkan jasadnya..

Di bibirmu....
Jera aku meluapkan ribuan tabir yang terus merongrong fatamurgana
Yang tak pernah pamit untuk menguak kebisingan di setiap jalaga surya..
Yang terus mencambuki jiwa jiwa durga...

Semuga hatimu tetap menjadi rumah kepribadian di setiap lelahku
Saat aku merebah dan jua disaat aku mulai melemah..
Seusai tergampar oleh ribuan waktu yang terus menyambar...

Padamu tadah ini tak usai usai dengan dedoa
Berharap senyum di tiap tiap waktuku..

Iros

ada aku

Jika di embun matamu...
Pasrah kau kabarkan tentang dedoa 
Yang masih melayang layang di awan nan senja
Dan pada langit kau ukir tangis dari balik senyum yang hujan
Hingga deraspun tak berhitung hinggap di dahan waktu...

Sabarlah...
Aku kan slalu mengaminkan tiap tiap kesetiaan yang menureh meski seribu wujud datang penuh luka..
Dan kubasuh tiap robekan robekan itu dengan zamzam cinta
Hingga nyeri yang kau rasakan lirih berlahan hilang tak terasa...

Iros

Rindu

Jika rindu itu adalah madu....!
Maka akulah penyeduhnya tika malam bertemu pagi...
Jika rasa itu adalah daun dari setiap keinginan...!
Maka aku akarnya yang slalu memberikan ketegaran pada pohonya.
Dan jika kesetiaan itu adalah buah
Maka akulah embun pagi yang slalu turun tanpa musim...

Dan Jangan kau torehkan gerhana bulan yang melangit, tika malam meraut wajahmu
Dan jangan gerimiskan hujan meski mendung itu menghitam..
Percayanlah pada keyakinan yang mengikat.
Karena di sana ada sebuah keimanan yang kuat tentang dirimu...

Iros

bersama senyummu

Aku bahagia berdamai dengan senyum
Meski dari baliknya ada kesedihan yang menghantam,bak laut bergelombang
Tentang rasa tentang setia dan tentang segala
Yang telah mengukir di tiap tiap hulu lalang.

Pada mesra langit yang terus berkehijauwan
Yang di dindingkan dedoa tika malam berkesah
Ku hanya berharap gubah lautan menjadi mutiara dan airnya menjelm tinta 
untuk pengukir tiap tiap senyum yang di semilirkan angin sajak
Pada rongga kehidupan yang jauh di lenah waktu..
Dengan harap yang di semogakan semuga keiyaan akan menjalin abadi meski separuh jiwa

Iros

debar hatiku

Kutulis debar debar hati dengan pena kesetiaan yang sabar..
Pada selembar jiwa yang kugubah menjadi kertas..
Satu demi satu kurangkul semua huruf dalam benak yang menjalankan jari jari suci..
Tak terasa nama itu memanjakan anak anak rindu atas dirimu..

Pada bait kesah yang kutaburkan untuk kesekian kalinya
Angin datang lalu mendesau riuh,seaakan akan ia berbisik ..
Entah apa,aku tidak tau,yang aku rasa hanya senyum manis yang slalu membingar di tebing tebing bibirmu...

Atau memang itu tentangmu,yang mau di ceritakan oleh agin
Hingga desaunya memanjang enggan tuk berhenti...

Jika itu kamu...
Maka hari hariku ada di dalam cengraman yang sangat naif untuk keluar dari biduknya waktu..
Yang slalu kau lingkari dengan senyum manismu

Iros..

aku merindukanmu

Kau menjelma risau temu di kerdip mataku
Lantas bayang bayang melukis isyarat lekat dengan senyum yang slalu tipis di jalaga waktu
Akankan kau ku anggap sebagai pencuri ...

Seperti sluit waktu yang slalu mendenting pada dinding dinding kaca...
Yang hanya memberi seutas bayangan lalu hilang di telan masa...
Aku tidak mau...
Lebih lebih kau seperti kapas yang lepas dari tangkainya
Lalu meninggalkan kerangka dan tangkai
Yang berusaha teguh dengan rerantingnya 
Aku berharap jangan....

Taukah engkau...
Dari sekian anak anak rindu yang mengemis kemiskinan..
Dia membutuhkan asuhan sejati tanpa pambrih 
Dan slalu berharap engkau pemangkunya...
Meski kelak waktu memutar jarumnya menjadi tumpul
Lalu hilang tak pernah di terbitkan kembali

Iros

satu tempat yang sama

Aku pikir engkau dan aku berada di tempat yang sama..
Dan kita sama sama pernah di gempur kehidupan hingga patah 
Meski bertatih tatih berusaha terlihat tegar....
Dan sama sama ingin menghilangkan segala luka dan pedih......

Apakah aku salah mengutarakan sesuatu yang ada dalam hati ini...
Tentang mutiara yang hilang dan tentang rasa yang berawan...
Menurutku tidak,karena kita berada di tempat yang sama....
Hanya saja kamu tak mengutarakan hal hal yang ada...
Dan jika kau memang mau mengutarakannya
Aku sudah siap menjadi penafsir di setiap uratan dan kata katamu...

Percayalah...

tanpa kamu

Neng....
Tanpa nama puisiku laksana kuda yang berjalan tanpa puannya
Dan terkadang laksana kapas yang lepas dari tangkainya....
Hanya mampu melayang layang mengikuti derai angin dan melayang layang entah kemana..

Neng....
Tidakkah engkau mengerti tentang persoalan rerumputan yang kering di talapak jingga
Yang slalu berharap setetes hujan dari langit..?
Dan tidakkah engkau menatap malam tika ia di uji dengan datangnya awan....?

Iyaaah...
Mungkin itu hanya alam yang diranjau mata
Tapi bagaimana jika itu sebuah hati yang berharap........

Apakah engkau masih mau membisu ...

Iros

sebelum mentari

Untuk kamu..

Subuhku terlena dengan kesejukan ini..
Angin yang mendesau bak berbisik di punggung jingga...
Laksana memberi kabar meski seutas senyum..
Adakah engkau telah mengawali mentari dengan senyum slalu...

Aku masih belum merasa...
Andai saja engkau titipkan pada semilirnya angin,tentunya ia akan menjatuhkan daun daun yang kering,sebagai syiratan yang kau sarankan...

Atau engkau memang masih belum membuka jendela 
Atau masih lelap dengan lelahmu ...
Jika memang ia,bangunlah dan lekas lekas kau kabarkan pada angin sebelum mentari berpijar
Karena kesejukan pagi adalah ketengan jiwa...

Iros

izinkan aku

Untukmu....
Izinkan aku mencintai sedalam lautan tak bernama
Dan izinkan aku berharap senyummu sebelum mataku kabur di padang safana...
Dengan senyummu barangkali aku mampu mengukir langit dengan birunya waktu 

Untukmu....
Izinkan aku menabur rasa di tabir jingga yang mempesona
Dan izinkan aku menyebut nama namamu di dzikir dan dedoa
Sebagai pengabdian jiwa sebelum lelah menua.
Barangkali dengan menyebut namamu harapan tak lagi patah di safana jiwa...

Kepadamu....
Barangkali dengan tanya....
Semuga kan terjawab oleh waktu..
Izinkan aku menuangkan segala rasa yang membungkus rindu
Padamua yang kini kian tersenyum dan tesipu..

Iros

izinkan aku

Izinkan aku

Izinkan aku bermain slalu di matamu dengan bermanja
Biarkan aku duduk sambil berabah disana 
Hingga tiada satupun yang menemukanku selain engkau yang tau...

Biarkan aku bermaja mesra didalamnya dengan rasamu..
Dan kita berlarian sambil ketawa ria tuk melepaskan derita..
Hingga lelahnyapun kita aduk bersama sama..

Pada kalimat akhir...
Izinkan aku yang merumah di kedalaman putih matamu
Akan aku sumbat celah celah lubangnya yang senantiasa meneteakan bening air mata..
Dengan jari jari kasih dan cinta..
Dan takkan ku biarkan luka dan lara merobek di di kedalam hulu hatimu yang setia...

Iros..

sunyi

Tanpa siapa...
Kurangkul kesunyian ini dengan senyum
Dan ku genggam jerat ini dengan kuat
Hingga tak satupun yang tau ...
Jika ada tangis di padang sunyi....

Oo malam.....
yang slalu bersafari di ujung senja..
Tidakkah engkau mengerti tentang luka
Tidakkah engkau tau tentag rasa
Apakah memang sengaja engkau slalu menemaniku tanpa jeda...

Malam.....
Andai saja kau kabarkan tentang mimpi mimpi
Yang senantiasa kau hajatkan kepadaku
Dan kau datangkan padanya yang masih belum ku tau...
Betapa tenang jiwa dan jejak jejaku..
Atau memang masih kau belum kabarkan kepadaku...
Bahwa di sana kau telah mengabarkannya tentang diriku.......

Iros

kembaran cinta

Serupa tapi tak sama

Kau adalah seseorang yang mengingatku dalam senja...
Kau bangkitkan aku dari lamunan nan rupa
Dan kau adalah sesuatu kecerahan dalam nyata
Serta kau adalah rupa yang sama.....

Bingar senyummu yang tak pernah merapuh
Matamu yang tajam memenusuk nusuk qolbu
Dan kerdip matamu tika kuadu.
Seakan akan kau adalah dia yang telah berlalu...

Akankan kebangkitannya meruahkan waktu pada jiwamu
Atau hanya kembaran malam tika aku menatapmu...
Sungguh kau adalah serupa meski tak sama...

Izinkanlah ku letakkan sebiji cinta di jantungmu
Hingga bermekaran dalam jiwamu...
Dan takkan ku biarkan engkau merapuh pupus dengan jiwamu...
Kan ku airi engkau dengan bening bening embun pagiku..
Sebelum dan sesudah matahari berbenah di langit biru...

Iros

kau laksana embun

Kau adalah kehidupan serupa embun tika pagi nan buta
Kau adalah biang lala tika senja merapuh di ubun ubun warna
Kau adalah seteguk air tika lafas lelah penuh dahaga
Dan kau adalah bahasa rindu tika pilu mendetak jiwaku...

Di padang safana yang sudah berlalu lalu
Kumatikan sengaja seluruh jiwa menemui cinta
Kupadamkan pupusan pupusan waktu yang berkasta
Dan ku bakar semua kehidupan dengan rasa yang ada...

Namun ...
kehadiranmu bangkitkan aku dalam nyatanya waktu
Tetiba semua berahir,kau hadir menyamai ribuan rindu..
Sebagai seseorang yang lahir dari dua masa dalam kehidupan
Hingga membuatku jatuh sejatuh jatuhnya dengan risau rindu.....

Adakah engkau sepertiku...
Semuga keeinduamu menyatu bersama mimpi mimpiku..

Iros

kau bagaikan senja

Dari baliksenyummu nan senja...
izinkan aku bermuara di tebing tebing bibirmu yang menyala
tuk mengecup semua dedoa dengan keaminan yang slalu membiangar di tiap tiap waktu
Hingga malam kita tak lagi rapuh dalam maya..

Dari balik senyummu nan senja...
Ku gapai sepakatnya nirwana yang tak lagi merapuh di padang safana 
Tentang birunya langit,tentang indahnya alam
Dan tentang sejuknya muara pagi yang slalu membingar di ujung mata...

Dari balik senyummu nan senja....
Kau adalah bingar kehidupan yang kuraih meski tanpa kata,tanpa bahasa,hingga tak kutemukan tentang celahnya fana...
Yang slalu menggaung pada gerahnya alam tentang cinta...

Darik balik senyummu nan senja
Aku berharap kau slalu ada

Iros

lamunanku

Dalam sepi, aku hanya bisa manatapmu
Dalam  sunyi, aku hanya bisa mendatangkan khayalanku..
Dalam sendiri aku hanya bisa bermain rasa dengan bayanganmu
Tuk hikanhkan masa masa yang telah berlalu
Tika malam mulai lenah dengan pekatnya gelap
Tika rembulan tak lagi berwujud di lengkung semula
Dan tika malam berselimut awan yang menggerhanakan waktu...
Kuharap kau adalah satu satunya cahaya yang mampu menyinari dalam mataku

Hingga tak kutemukan lagi kebutaan hidup yang selama ini menusuk mata hatiku..
Dan jangan biarkan pekat meleleh di tiap jejak langkahku
Hingga ku tersungkur kembali bsersama geramnya waktu...

Kepadamu...
kuharap cahaya menerangi seluruh jiwaku
Kepadamu kuharap terang di setiap lalahku
Dan kepadamu ku gantungkan birunya waktu
Sebagai cahaya yang hilang di tekan masa lalu
Kepadamu aku mengadu....

IROS

janji suci

Kepadamu....
Takkan ku biarkan luka mengobarkan lara dengan setia
Kepadamu takkan ku biarkan luka menjadi jelata
Takkan ku biarkan kenang lalu menjadi kelabu
Dan tak kan ku biarkan janji janji menjadi bisu
Yang hanya menciptakan kepedihan dan luka hingga membuatmu sedih dalam gerhana
Kepadamu....
Setia kan slalu menunggu meski penuh rerimbun waktu 
Kepadamu kukobarkan cinta dengan sayap sayap rindu
Kepadamu seribu janji slalu bersenandung rindu
Kepadamu aku kan slalu melukiskan rasa yang takkan pernah beku..
Kepadamu,engkaulah kesetiaan jiwaku..

Iros

menujumu

Rekah yang kau taburkan dari bingar senyummu 
Kutanam laksana bunga ditelaga hatiku
Dan akan aku biarkan menjadi candu
Diantara gerahnya malam yang membisu
Hingga berbuah meski harus meludahi rindu

Ibarat pecandu,akulah pemabuk yang senantiasa duduk diantara bayang bayang senyummu,meraih rasa,melukis jingga,menadah cinta
serta menunggu waktu dengan rerimbun doa yang slalu membiru

Kepadamu....
Akulah beranjak langkahkan kaki dengan pinang puisi 
Bersama selembar syair yang kutulis dengan jejari..
Hanya kepadamu...
Akulah tak mampu berlari......

kau adalah rumahku

Malam ini seperti Jalan lautan
Yang sangat menyentuh negeri terjauh
Hingga musafir belum datang tuk menyentuh lemas tanganmu
Sabarlah dalam segala nurani dan lihatlah pekat kedalamannya
malam ini memang bintang sedang tinggi
dan langit gelap hingga serupa kuburan yang tak bercahaya

Namun kita semua hanyalah pemimpi
di dunia kecil ini
Percayalah Aku akan arungi laut luas ini bersamamu tuk  temukan pulau yang di sebut rumah
Untuk kita teduh bersama dan melepaskan anak anak rindu yang mengigau

Iros..

tentang kita

Bagaimana caranya memberitahu cinta untuk melupakan,dan bagaimana kau memberitahu untukku tidak gundah,serta bagaimana cara memerintah hati untuk tidak rindu? 
Sedangkan kau tak kutemukan titik dan komanya

Lihatlah dan bawalah aku dengan kertas impianmu
Kau bentuklah aku dan terbangkan jauh dari tanganmu
Tuk mengiringi bersama arah perginya anak anak memberi pesan hingga pada pemiliknya

Semuga engkau tau beberapa diantaranya banyak yang terjatuh
Dan ku hatap satunya tetap berlabuh adalah engkau dan aku
Kuharap terbanglah bersamaku karena akulah pembidikmu

Iros

diam

Di tiap tatap wajahmu, engkau membuatku tak bisa berkataEngkau menyelami cahaya yang masuk kedalam mataDan aku tak mampu bisa hentikan ini semuaKecuali bila habis sudah cerita tentang kitaKarena menatapmu bukanlah lagi kerinduan masa lampauLebih dari itu kau membuatku sejarah yang aku simpan sedalam dalamnyaIros

aku tak mampu

Terpenjara aku tak bisa melawan semuara rasa
Bagai kupu-kupu di sarang madu yang membeku
Sepenuh sendu menahan anak anak rindu
Dari rasa yang tertahankan oleh jiwaku
Mengusik tanya arah mana dan kapan mampukah kita menjadi satu? 

Tatkala senja telah tiba aku harap adalah rumahmu yang berwarna
Hinggah teduhnyapun bersam

Dari balik cantik langit sore yang mempesona
Kuharap kau mengetuk hati mebidik cinta
Hingga milih menetap ruang jiwa ini 
Hingga abadi, sampai matahari 
Tak terbit kembali lagi 

Iros

bicara dalam diam

Diam,
Tapi dia katakan segalanya
Dia katakan dengan matanya

Kolam keinginan yang jernih
seperti terjatuh dari langit

Itulah senyum yang mereka pegang
senyum yang memegangku erat

Aku balas tersenyum
perlahan jiwa katakan;
"Di sepanjang malam dan di segala dunia, hanya kau yang ada untukku" 

Iros

engkau

Engkau...

Di antara bayang dan bintang-bintang, bulan petualang berjalan di jalan sepi seolah sedang jatuh cinta, tapi terpisah

Jantung berdebar-debar nyanyian lirik rindu di campur kepercayaan yang tak terucap, di bibirnya tergantung doa hening bahwa suatu hari akan menemukannya kembali yang hilang

Dengan dedoa semuga kita yang kan di bicataknya

namamu

Gairah di tepi hati kini menjadi ciuman terindah
di saat bulan langit membelai jiwa sepi
Dan kini bait syair syairku menyandang namamu
Yang bertahtakan mutiara senyum nan manis
dan belai lembut tatap matamu
Aku yang berkasta,kini puisikan bisikan rahasaia pada telinga tentang setia di setiap rima, 
dlsemuga engkau semakin dekat denganku 

Iros

jemari senja

Jemari senja di petik ketika aku mencarimu dalam bayang panjang bulan ini 
Nafas mengembun bukan ciuman yang jauh dari kaca dingin yang aku hadapi
Tetapi kekosongan yang sunyi

Di bait puisi yang tanpa alasan selain pelarian, itu bagian dari senja. Yang memudar semakin tak jelas, hingga ku resapi, dan semuga di temukan pada beranda di musim dingin ini

Iros

jika kau pergi

Sayang.....
Jangan kau bungkus malam malamku dengan bisumu
Dan jangan kau gulung gelapku dengan kepergianmu..
Mana salam yang berbias dengan senyumanmu ....
Tidakkah engkau tau tentang bulatan rindu dari balik semua itu...
Ialah aku yang slalu menunggumu...

Sayang.....
Malamku pekat tanpa dirimu dan ramainya waktu kan sepi tanpa ucapanmu...
Lihatlah gerimis malam yang slalu berbasah di balik ranjau gelap yang jatuh pada dedunan
Bukanlah sesuatu pelimpahan yang harus untuk menumbuhkan bunga bunga
Melainkan sesuatu yang kan datangnya gigil 
Tuk menusuk pada belulang tubuhku

Sayang.....
Janganlah kau taburi alam cinta ini dengan kegosongan yang tak lagi kau menau
Tanpa dirimu, sepi adalah lara yang membalut jiwaku
Tanpa kamu,malam adalah gerhana pekat yang tak kumau

Iros

tamu cinta

Jangan kau benci sebenci bencinya cinta yang telah hadir 
Berilah dia ruang meski sebentar saja di pendopo hati
Kedatanganya tak banyak neminta tentangmu
Dia hanya datang nenanyai soal rindu harus di buang kemana..
Sedangkan tumpukanya mulai menggunung hinggap di jiwa..

Taukah engkau gemelut limbah di dasar sumur tua yang tak beratap
Dan disana seperti ada hunian hunian yang terus merong rong kehidupan tiada berwaktu..
Bahkan sesekali hanya mampu menyuarakan bisikan kelabu kelabu
Karena tiada satu penghunian tentang rindu yang terbungkus...

Demikianlah cinta yang hadir kepadamu..
Hanya saja mau bertanya tentang senyum dan rindu....

Iros