Jumat, 18 Juli 2014

Panas Melanda Jiwa

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

 Terjaring aku di bawah genggaman sang mentari hati
Gerah rasa yang aku dapat sesekali engku jauh dariku
Tak mampu aku berkata cinta dan rindu kepadamu
Selain hanyalah deras air hujan langit mataku yg deras

Sesak yang aku rasakan menusuk hulu jantung
Di dinding langit hati yang senantiasa membiru
Seakan ombak memporak porandakan tebing tebing
Yang sudah tertanam bunga bunga indah di pinggiran
Ketika engkau tak kutahu adanya di mana.....

Kini yang ada hanyalah kabar nestapa penuh derita
Yang munusuk pada kulit kulit lemas tak berdaya
Bagaikan duri duri yang mematah patah di hati
Lalu meluapkan nanah bercampur darah yang kental
Dan lalu memtikan semangat dalam perjuangan cinta

Tidak ada komentar: