Jumat, 18 Juli 2014

Kumpulan Puisiku

Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta

Pasrahku menuntun pada malam sesekali berlamunkan bunga akan keharuman pada setiap dinding dinding kamar.dengan tongkat harapan walau bibirku gemetar tanpa sang dingin yang merayu.aku terus bersuara menyebut satu nama.dengan tali yang mengikat jiwaku.Titik demi titik terus aku ayunkan langkah ini mencari sinaran dalam butaku,numan,masih saja tak aku temukan,hilangkah engkau,jauhkah engkau.apa memang engkau sudah tak mau lagi menyentuhku,sebagai pemegang tongkat hatiku.......?

.............................................................................................
Dedaunan seakan terbakar,sesaat matahari menembusnya,Dan titik titik air terus memasung Bebatuan hingga berlubang,entah kemana arusnya,aku tak mengerti.sesekali malam mulai bersayap,gumpalan ASAP seakan mewarnai langit hingga memekat,adakah air hujan turun menetesnya.sedangkan angin tak henti hentinya membawa ia akan berpindah pindah.gemintang dengan sinarnya terus melambung,seakan lentera di tengah laut,tak henti hentinya ia bersinar walau terkadang awan menutupinya.sungguh iklasnya menguji jiwa yang sedang sekarat.
.......................................................................
 Sejauh manakah kasihmu berjalan,sedangkan malam senantiasa engkau bekukan,hingga jiwa ini terasa batu,membungkam,yang ada hanyalah tetesan bening kasih yang pernah terbawa angin sendu sesaat kita saling menyair,tentang asa,tentang kerinduan,dan ketika pagi buta,tahukah engkau.....Aku bekemas memastikan mimpi malam.namun semuanya hanyalah bayang bayang,rupa nan buram.lelah,kesal,kini aku benci pada diriku. 

Tidak ada komentar: