Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta
Sayang.....
Pada pijaran sang mentari yang mendaki,
pada angin yang kibaskan ranting ranting
,hingga dedaunan melambai lelah,
ku sebut namamu dalam kekosongan ini,
walau hanya sebatas bayang bayang sunyi
yang meniup pagi.
Sayang......
setapak demi setapak di arial langkah kakiku
,tak pernah terhenti menuju
walau meniti cadas cadas,
ialah menuju cintamu,
menuju kasihmu,
yang kini engkau jauh dariku,
dari sisiku.
Sayang......
tak pernah aku mengenal lelah,
tak pernah aku mengenal resah,
untuk memupuk jiwa penuh cinta,
untuk menuntun kisah penuh kesatria,
ialah hanya kepadamu,
dan hanya untukmu.
walau aku tahu,dalam fana ini
kita tak bersama,tuk memadah cinta mewarnai kata
,tapi sayang,percayalah,
dalam deburan pantai jiwaku,
ialah yang ada hanya kamu dan kamu.
Pada pijaran sang mentari yang mendaki,
pada angin yang kibaskan ranting ranting
,hingga dedaunan melambai lelah,
ku sebut namamu dalam kekosongan ini,
walau hanya sebatas bayang bayang sunyi
yang meniup pagi.
Sayang......
setapak demi setapak di arial langkah kakiku
,tak pernah terhenti menuju
walau meniti cadas cadas,
ialah menuju cintamu,
menuju kasihmu,
yang kini engkau jauh dariku,
dari sisiku.
Sayang......
tak pernah aku mengenal lelah,
tak pernah aku mengenal resah,
untuk memupuk jiwa penuh cinta,
untuk menuntun kisah penuh kesatria,
ialah hanya kepadamu,
dan hanya untukmu.
walau aku tahu,dalam fana ini
kita tak bersama,tuk memadah cinta mewarnai kata
,tapi sayang,percayalah,
dalam deburan pantai jiwaku,
ialah yang ada hanya kamu dan kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar