Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta
Aku... senantiasa membaca kitab sunyi ketika malam menjeput pagi,gelap memanggil hari dan ketika angin membisik bisik sejuk,pada daun daun kenangan yang sudah menguning.Aku... Suka tintatakan tinta yang sudah berwarna,hingga menjadi gambaran langit yang indah lalu melukiskan sang wajah,bidadari syurga yang merayu,matanya,hidungnya,bibirnya kujelaskan dengan pena pena kasih dan sayang,hingga menjadi nyata dalam hayal.Aku...Jua tiupkan sembul sayup angin bibirku dengan lirih,pada alisnya yang halus,pada dagunya yang lembut,hingga menjadi kepakan kepakan daun di atas ranting,lalu menyejukkan bunga bunya yang memirah.Aku...lukiskan dirimu untuk hatiku dengan pena kasih sayangku selamanya.
Aku... senantiasa membaca kitab sunyi ketika malam menjeput pagi,gelap memanggil hari dan ketika angin membisik bisik sejuk,pada daun daun kenangan yang sudah menguning.Aku... Suka tintatakan tinta yang sudah berwarna,hingga menjadi gambaran langit yang indah lalu melukiskan sang wajah,bidadari syurga yang merayu,matanya,hidungnya,bibirnya kujelaskan dengan pena pena kasih dan sayang,hingga menjadi nyata dalam hayal.Aku...Jua tiupkan sembul sayup angin bibirku dengan lirih,pada alisnya yang halus,pada dagunya yang lembut,hingga menjadi kepakan kepakan daun di atas ranting,lalu menyejukkan bunga bunya yang memirah.Aku...lukiskan dirimu untuk hatiku dengan pena kasih sayangku selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar