Biarlah air mata ini melukiskan sejarah cinta
Sayang......
engkau
seperti angin mengepak dedaunan
dengan dinginya sejukkan hati,walau tak aku
lihat.
engkau bukanlah mawar bagiku
sesaat aku lihat binar keindahan pagi
namun ketika sang mentari menginjak hari,
bunga itu
layu.
percayalah.....
engkau adalah mutiara hatiku
Sayang......
hari hariku
tak indah walau semuanya indah
waktuku berjalan bertanya pada
ruh
dimana aku harus letakkan tanda Tanya
sedangkan
engkau sendiri seakan mati dalam diri
ialah tiadamu di sisi
Sayang.....
Sesaat malam
bertanya pada waktu
tentang sebuah impian jadi
kenyataan
kenapa semua bagai kaca yang buram
tak terlihat,namun
ada.
sayang.....
haruskan engkau aku tanyakan
tentantang dalamnya
lautan,
sedangkan engkau sendiri mutiara
yang tak pernah menepi
,hingga
jiwaku malam melintang
tida sinaran yang terang