Tak ku sangka bunga mawar itu
menggores tanganku seperti dulu
Luka yang masih belum sembuh
Kini tambah luka baru
Hari hariku sudah memaknakan
Sebagai penggala surya yang hangat
Tapi kini bukan kehangatan yang kuresapi
Melaikan kepanasan yang tak berarti
kini Aku adalah pohon yang tumbang
Menemuimu pisau yang sangat tajam
Lalu kau patahkan dengan lidahmu
Yang dulu slalu manis di hari hari sepi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar