gemuruh gelombang
menghantam pantai
sekali kali kau lenyap tiada senyuman
gelombang jiwaku lautan
luas
berombak badai dan taufan
hingga perahu perahu tenggelam
dalam perut air
tak meninggalkan jejak
angin menggulung
hempaskan lamunan tak bertepi
hingga
desah tergesa gesa
tertimbun angin lalu
yang pernah engkau uraikan
getaran
hatiku,petir menghantam pepohonan
hingga mematah
dari mataku
hujan deras tak
lagi butiran mutiara dari langit
yang senantiasa hinggap di daunan
hingga
membiru
tapi.. .....
air yang menghanyutkan
seluru rumah rumah cintaku
hatiku menjerit
jerit,
rintihan jiwaku perih,dan perih sekali
bukan lagi tertusuk duri sembilu
tapi
serasa tersayat sayat dengan silet
hingga mengelupas kulit kulitku
semuanya tinggalah
kenangan
semuanya tinggalah nama
bersama bait bait yang dulu
terungkap di atas
langit
dengan sinar mentari pagi dan sore
sungguh ungkapan ini
bukanlah hanya bait bait
kata
tapi dari hati yang terluka
maafkanlah aku yang slalu merindu
padaamu
kasih biruku
kan aku ucapkan banyak banyak doa
di setiap perjalan cinta,demi
bahagiamu di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar