Kamis, 16 Januari 2014

Cinta Suciku

Aku.....
Engkau yang pernah memijakkan kaki
pada bukit bukit hati
hingga sampai pada bumi ku

kenapa......
engkau hanya meninggalkan jejak perih
di sini,di hati ini,
masihkah....
engkau,sesaat daun daun
yang dulunya menghijau 
dengan segarnya dan berbunga dan berbuah
engkau menjelma burung merpati putih
kenapa kini engkau pergi jauh
dan jauh terbang tak kembali



tahukah engkau....
aku adalah pohon yang kini tak berdaun
yang ada hanyalah cupitan panasyang menyengat
hingga mematahkan ranting ranting yang kiring

pada angin aku hanya bisa berharap
dengan sepoinya dan kelembutannya
tuk merasakan sejukan hidup
selagi senja belum menjemput malam
hingga memulaskan tidur lelahku yang panjang

dalam rapuhku..
sesaat pagi datang menjemput siang  
sebelum matahari datang
hanyalah titik titik embun yang tak banyak
aku seduh,lalu aku minum


sebelum usai nanti
sebelum akhir nanti
maafkanlah aku,
yang pernah engkau daki,
hingga menjadi cinta yang haqiqi,
dalam diri ini

Kau lupan Segalanya

Kasih....
Begitu Mudahnya engkau
tak mengenal setiap tetesan tinta
yang dulunya engkau gariskan
dalam lembaran jiwaku
sesaat diare itu masih kosong,tak tyernama

Kasih... 
begitu angkuhnya engkau
menekuk nekuk kertas itu,hingga tersobek,
lalu kau lupakan setiap isi isinya
hingga terhanyut,oleh derasnya sang hujan

Kasih...
aku adalah air mata
yang slalu jatuh tiada kepastian
hingga mengering,dengan sendirinya
ialah,engkau yang melupakan aku

Kasih...
biarlah,aku adalah gerimis hujan
yang turun pada bumi yang kosong
hingga aku terluka dalam seribu duka
ialah engkau,
aku yang tak pernah lagi ada di sisimu

Maafkanlah Atas segala cintaku

Hati Yang Sepi

Sepi.......
bagai arungan yang tek bertepi
lautan tak terhinggapi
itulah hati ini
sesaat tiada engkau disisi

Saat pagi buta 
yang ada hanya lamaran keresahaan
pada gelora yang mematang asa
bukan embun yang jatuh dari langit
hinggap di kuncup kuncup bunga layu
tetapi gerimis perih yang aku rasa

Sepi......
hati ini sepi sekali
yang ada hanyalah gemuruh ombak
menghantam pantai 
lalu memporak porandakan seluruh alam jiwa,
ialah kepergianmu,yang tak aku tahu 

sepi......
bukan lagi luluh dalam sentunan asa
yang indah bertemu pagi
tapi kesepian ini
adalah derita malam jiwaku
yang tak pernah menemukan sinar keindahaan
dari pijaran sang bulan

Sungguh.. 
hati ini malam dalam hamparan
mentari yang tersenyum
dan kekeluhan serta rintihan
dari muara yang bergelombang di jiwa.
hingga tak terasa,derasa
air mata jatuh hinggap di kening
yang tak lagi ada sentuhan
dari lentik jemari manismu
sesaat engkau ada di sini


Penantianku

Sayang......
begitu rapuhnya cintamu
saat engkau tanam bunga bunga rindu
hingga menumbuhkan daun 
cinta yang menghijau
lalu menjadikan bunga bunga yang mirah
mudahnya engkau memotong
hingga ranting ranting itu nentah

sayang.....
dalam hembusan waktu
yang berputar putar putar
mengelilinga kehidupan dunia
aku masih setia,aku masih mencinta
bahkan,kerinduan ini
semakin tak bisa aku hadapi
hingga kerinduan ini
terbang kelangit,
menjelma kabut hitam,
lalu meniteskan benih hujan

sayang......
dalam malam yang mengungkit kisah
antara engkau dan aku
pergilah jauh jauh
berupayalah dalam jiwamu
dalam sepimu nanti
sesaat engkau menjarit tak pasti

kembalih
hati ini,senantiasa terbuka,
demi penantian,dan cinta kembali
karna dalam diri ini,
dalam hati ini
yang ada hanyalah engkau sendiri.

Derita Cinta

Entahlah...
harus dengan apa lagi aku mengungkapkan
sedangkan kekeluhan jiwaku
seakan usai di makan waktu

Cinta....
yang dulunya begitu kental dalam jiwamu
hingga menjadikan biru di hatimu
kini seakan usut sudah
terlerai deras hujan yang begitu deras

beginikah akhir kisah kita
begitukah cerita cinta

yang engkau janjikan
saat saat kita sama di padang usia
kini engkau rapuhkan
dengan begitu mudahnya

Kini.... 
hanya derasan air mataku tak bertuah
mengenag cinta memikul rindu
yang sangat berat,dalam usaimu.

Kini...
yang ada hanya desah pasrah 
dan kerinduan dalam tirai cinta
ketika engkau beranja senja
menjadi malam,yang sangat pekat

Kini...
yang ada hanyalah derita cinta
yang menjerit jerut kesakitan,
hingga terdengar diseluh alam.
meluluhkan kesunyian di jiwa

Lelahku Merinduimu

Sayang......
Dalam Lelah mataku 
bayanganmu menari nari di ujung malam
penuh pesona indah
menghiasi kesunyian.
hingga hati ini,
masih saja tak perpijak pada kelelahan
hingga sang fajar datang membinar

sayang.....
Dalam rinduku
yang semakin memuncit
hanya bayangmu sajayang bisa aku rangkul
bersama dinginnya angin
yang menyengat nyayat
pada dinding dinding jiwaku

sayang....
kerindu ini
sampai kapankah bisa aku akhiri
sedangkan hati ini tak bisa aku garisi
sebagai tanda tanda akhirnya isi hati
dan tinta yang engkau catatkan saat itu
sangat dalam,hingga tak mampuku hapus

Sejak Rindu

pada sejak
langkahku mengayun lemas
bukan aku mengikuti desiran angin
pada pepohonan
tapi langkahku lemas
tiada mampu menitikkan lagi
pada batu batu yang terjal,
ialah tiada sapamu
yang tak pernah aku raih lagi

Pada Seja
Sesaat kekeluhan meraja lela di jiwa
tahukah engkau
saat panah mataku menuju kekosongan
yang ada disana hanyalah bayang bayang
ialah hanya dirimu
Disana......

hingga gerimis langit menerpa
pada pipi bumiku,yang kekeringan.
kekeluhan penuh dengan ceritan rindu

yang mematang biru di hatuku


Aku Yang Rindu

Masihkah.kerinduan itu untukku.....?
sedangkan titik pijar dalam terangmu
aku dalam lelapnya mimpi
yang ada hanya angan tak berpandangan dalam dalam
pada malam aku mengadu
sesaat kegelapan melanda rindu
ialah angkau seakan tak mau tahu

Masihkah kerinduan itu milikku
sedangakan senyum pagimu
lama sudah,aku tak tahu
sejak sejak jingga menopeng kekesalan
berharap akan rembulan
engkau tak aku temukan.

Rindu... 
Aku hanya tersenyum
ketika semuanya hanya meliputi angan
dalam bayang banyang
hingga meniteskan lerai air mata
dan menyirami bungan dalam bayang bayang

Entahlah.,..
aku tak bisa menapsirkan kerinduanmu
yang aku tahu hanyalah aku yang direndung rindu

Ku Pendam Rinduku

Membisu hati dalam kata rindu.
terpercik naluriku oleh rasa yg tak
seharusnya.
Malam.. bantu aku membunuh rindu..
hingga terserpih tak kian
brgemuruh..
angin... peluk ragaku yang kian
kaku..
biar tak hanyut aku dalam
kesendirian..
patahkanlah hasratku malam ini
biar tak terlelap bersama hempasan
asa..
jangan tanyakan rasa yg kini
bersuara..
biarkan aku terdiam membungkam
kalbuku..
agar tak memasung hati dan
hasratmu..
kan ku redam kerinduan yg tak
mau pergi semampu ku..

Dalam Sepiku

 Dalam sepiku
Aku peluk engkau dengan semua lamunan asaku
hingga engkau tak mampu lagi
tuk beranjak pergi dari sisiku
engkau yang aku cinta
engkau yang aku sayang
dalam syairku,engkau tak pernah hilang
dalam rinduku,engkaulah yang aku tunggu
hingga di setiap bayang bayang malamku
engkaulah yang aku rindukan

pada syair malam yang gelap
dalam lamunan yang gagap
engkaulah yang ada
merajut sukma,menutur kata
dengan bait bait cinta
hingga jiwaku terlunta lunta.

Kamis, 09 Januari 2014

Rintihan Jiwaku

Remuk jiwaku
gemuruh gelombang menghantam pantai
sekali kali kau lenyap tiada senyuman
gelombang jiwaku lautan luas
berombak badai dan taufan
hingga perahu perahu tenggelam
dalam perut air tak meninggalkan jejak
angin menggulung
hempaskan lamunan tak bertepi
hingga desah tergesa gesa
tertimbun angin lalu
yang pernah engkau uraikan
getaran hatiku,petir menghantam pepohonan
hingga mematah
dari mataku
hujan deras tak lagi butiran mutiara dari langit
yang senantiasa hinggap di daunan
hingga membiru

tapi.. .....
air yang menghanyutkan
seluru rumah rumah cintaku 
hatiku menjerit jerit,
rintihan jiwaku perih,dan perih sekali
bukan lagi tertusuk duri sembilu
tapi serasa tersayat sayat dengan silet
hingga mengelupas kulit kulitku
semuanya tinggalah kenangan
semuanya tinggalah nama
bersama bait bait yang dulu
terungkap di atas langit
dengan sinar mentari pagi dan sore
sungguh ungkapan ini
bukanlah hanya bait bait kata
tapi dari hati yang terluka
maafkanlah aku yang slalu merindu
padaamu kasih biruku
kan aku ucapkan banyak banyak doa
di setiap perjalan cinta,demi bahagiamu di sana.

Kusebut Namamu

Pada malam.....
aku sebut namamu slalu
bersama bait bait rindu
yang tak berujung
hingga mengalir bagai anak sungai
yang deras,tuk sampai pada lautan jiwamu

pada malam......
senantiasa aku ukir namamu di langit
dengan sentuhan sentuhanlentik jemari rasa
yang aku saparkan pada jiwa
untuk engkau yang jauh disana

pada malam......
aku adukan dinginnya hati
dengan sentuhan sentuhan kehangatan 
yang masih aku resapi
sesaat engkau ada di istana hati
saat engkau mengukir diri
dengan senyum pasti
saat engkau tak jauh dari sisiku